Hair Care Routine |
Lalu saya dulu juga pernah punya masalah dengan ketombe dan rambut gampang lepek. Nah, kalau ini saya sudah berhasil mengatasi. Sejak saya pakai sampo yang silicon free, saya udah nggak pernah ketombean. Dan kayaknya banyak masalah rambut saya yang teratasi karena beralih ke sampo yang tanpa kandungan silikon dan SLS.
Ya sudah, pokoknya segala rahasia keindahan rambut saya, termasuk produk-produk yang sedang saya pakai, styling-nya, dan dukun pelet-nya akan saya jabarkan di sini. Tapi sebelumnya, izinkan saya untuk memberikan sedikit pengetahuan mengenai kenapa saya menghindari Silikon dan SLS dalam sampo ya. Biar blog ini tu ada sisi edukasinya begitu lho. Ra gur waton pamer prodak-prodak mahal. Jadi semisal kalian pengen tiru-tiru tapi sedang misqueen untuk niru plek-plek'an, kalian bisa mencari produk subtitusinya dengan membaca dulu penjelasan saya.
Alasan Saya Memilih Sampo Yang Bebas Silikon
Jadi, saya dulu ketombean kayak mendes. Enggak kutuan. Ketombean aja. Jenis ketombenya bukan yang putih-putih gogrok seperti salju, tapi jenis yang nempel di kulit kepala dan bisa dipipili, dan rasanya gatel banget! Pokoknya kalau saya absen keramas satu hariii aja, kepala saya langsung gatel banget. Padahal saya udah nyobain sampo anti ketombe dari yang murahan sampai yang mahal, nggak ada yang ngefek. Jadi, saya dulu setiap hari keramas. Padahal ya kita semua tau lah, kalau keramas setiap hari itu nggak bagus buat rambut dan bikin kelembapan alami kulit kepala menghilang.
Kalau ada yang bilang: "solusi biar nggak ketombean ya keramas setiap hari!" Ya nggak gitu, Bambang. Kalau kamu telat keramas sehari ketombemu muncul, ya namanya kamu masih ketombean.
Singkat cerita, setelah membaca banyak sekali artikel mengenai perawatan rambut, dan juga melalui percobaan berkali-kali, saya menemukan kalau kulit kepala saya ini ketombean kalau pakai sampo bersilikon (dimethicone). Kandungan silikon ini lama-kelamaan akan menumpuk di kulit kepala, lalu meyumbat pori dan bikin nutrisi dari produk-produk lain yang kita aplikasikan setelahnya tidak bisa diserap oleh akar rambut. Jadinya ya rambut cepet lepek, minyakan, ketombean, kusam, dan juga rontok.
Sebelum memutuskan memusuhi silikon, saya harus ngasih tau juga, kalau NGGAK semua produk yang bersilikon itu jelek. Kandungan silikon ini penting untuk melindungi helaian batang rambut, terutama buat yang rambutnya sering dicatok dan terkena bahan kimia. Tapiiii...yang butuh silikon hanya (( batangan )) nya saja. Bagian kulit kepala nggak usah. Itulah kenapa kita kalau pakai conditioner hanya di batang rambut saja, jangan kena akar. Sebab yang butuh silikon memang cuma batangnya.
Kadang-kadang, kalau kita awal-awal pakai sampo yang silicon-free, rambut rasanya kesat dan kaku kayak sapu ijuk. Itu wajar sih, ya kan memang silikon ini ngasih feeling lembut ke helaian rambut. Tapi biasanya sensasi kesat ini cuma diminggu-minggu pertama kok. Ya proses adaptasi lah. Selanjutnya sih biasa aja, nggak kesat-kesat lagi. Apalagi zaman now udah banyak opsi sampo yang tanpa silikon, tapi mengandung oil dan anu-anu yang bisa melembutkan rambut.
Hindari Silikon dan SLS |
Selain silikon pada sampo, saya juga menghindari SLS atau sodium lauryl sulphate. Alasannya karena SLS sebenarnya terlalu hars untuk kulit, bisa bikin kulit kering dan bahkan iritasi. Bukan cuma sampo, saya juga menghindari SLS pada sabun muka dan sabun badan saya kok. Selain alasan tersebut, alasan lain adalah karena rambut saya di-colouring, dan SLS bikin warna cat rambut cepat memudar. Jadi buat kalian yang rambutnya juga buceri alias bule cet sendiri, sebaiknya sih menghindari ingredient yang satu ini biar kebuleanmu awet.
SLS ini berbeda dengan SLES ya. SLES atau sodium laureth sulphate adalah versi yang lebih mild daripada SLS. Saya sendiri sih sebisa mungkin menghindari SLES juga, cuma lebih baek-baek gitu, nggak sefrontal kalau saya sama SLS. Jadi masih nggak papa lah sesekali pakai sampo ber-SLES. Sampo ber-SLES terakhir yang saya coba adalah Love Beauty and Planet Coconut Water & Mimosa Flower Shampoo. Sekarang sih udah balik lagi ke sampo yang tanpa deterjen.
Lalu saya juga menghindari alcohol pada kulit kepala, soale itu bikin kulit kepala saya ketombean. Kesannya pas dipakai memang nyes adem, tapi udahannya gatel dan ketombe muncul terus. Itulah kenapa saya males pakai hair tonic. Selain males cari-cari ingredient yang alcohol-free, juga karena yaa...males nambah ritual wkwkwkwk.
Sejak saya beralih ke sampo yang bebas silikon dan SLS, serta tidak memakai produk perawatan rambut yang mengandung alkohol, saya udah nggak ketombean. Saya cukup keramas 2-3 hari sekali dan nggak gatel-gatel lagi. Rambut saya juga lebih sehat, walau masih kering dan sedikit rontok, karena memang rambut saya di-colouring dan dicatok terus. Tapi relatif sehat lah untuk ukuran rambut yang dimacem-macemin, walau tidak sesehat rambut yang masih (( perawan )).
Produk-produk Perawatan Rambut Yang Saya Pakai
Saya nggak punya produk perawatan rambut yang setia saya pakai terus. Saya sih masih gonta-ganti aja, yang penting tidak melanggar pakem-pakem di atas, yaitu: samponya nggak pakai silikon dan SLS, dan juga nggak mengandung alkohol. Lalu saya juga nggak pakai conditioner karena...males. Capek ya kayaknya berdiri lama-lama di bawah shower kayak orang galau.
Ini yang saya pakai:
Produk-produk Perawatan Rambut Yang Saya Pakai |
1. Sampo
Sampo yang saat ini sedang saya pakai adalah Moist Diane Extra Smooth & Straight Shampoo. Ini pertama kalinya saya coba Moist Diane. Sejak The Body Shop Rainforest Shampoo discontinue, saya udah nggak punya pegangan hidup lagi dan selalu gonta-ganti aja kalau habis. Moist Diane ini memenuhi semua kriteria saya yaitu silicon-free, nggak bikin kaku, dan mudah didapat di drugstore atau supermarket besar. Walau sebenarnya dia masih memakai Olefin Sulfonate sebagai surfaktan (dan tanpa ada secondary surfactant yang berarti nggak bisa dibilang gentle ya). Harga Moist Diane ini cukup mahal sih, 100 ribu lebih, tapi ya isinya kan banyak ya, kakak.
Saya sebenernya B aja sama sampo ini. Ya okelah, tapi tidak yang wow sampai mau mati. Tapi kayaknya saya bakalan repurchase soalnya suami saya suka banget. Katanya bikin rambutnya lemes dan nggak jingkrik-jingkrik.
2. Vitamin Rambut
Saya lagi pakai Vitamin Rambut Ellips. Untuk vitamin rambut, biasanya yang saya pakai adalah antara Ellips Hair Vitamin, Natur Hair Serum, dan L'Oreal Paris Extra Ordinary Oil. Cuma kalau untuk traveling, saya selalu bawa Ellips karena praktis ya, perkapsul gitu jadi bawanya enak nggak makan tempat.
Hair vitamin ini biasanya saya pakai habis keramas pas rambut masih setengah basah. Langsung aplikasikan aja di batang rambut, nggak usah kena ke akar. Biasanya saya kalau keramas sore/ malem. Habis setengah kering dan saya kasih hair vitamin, udah saya biarin aja mengering sempurna tanpa hair dryer, dan baru paginya saya catok. Kecuali kalau memang ada acara setelah mandi malam, yang mana jarang banget sih biasanya.
Baca juga: Tips Pakai Ellips, Agar Rambut Nggak Gampang Rusak Walau Sering Dicatok
3. Heat Protection
Karena saya biasanya keramas di malam hari dan lalu catok di pagi hari, jadi saya butuh heat protection untuk melindungi rambut pas sebelum mencatok. Kalau saya pas kebetulan catoknya malem, saya nggak pakai heat protection lagi, karena kan saya habis pakai hair vitamin. Paham ya, maksud saya? Nah, heat protection yang saya pakai adalah TRESemme Keratin Smooth Heat Protection Spray. Belum pernah coba yang lain sih. Mungkin kalau ini habis, saya akan coba merek lainnya.
4. Masker Rambut
Saya sebenernya nggak rutin hair mask. Saya maskerin rambut cuma kalau habis berenang atau habis main ke pantai, karena pas itu rambut biasanya terasa kaku. Itulah kenapa saya pakai masker dengan kemasan sachet, karena memang biasanya saya bawa berenang atau traveling. Tapi karena lagi physikel distensying begini ya jadi nggak pernah berenang dan mantai deh. Trus karena gabut #DiRumahAja, saya mulai pakai masker rambut seminggu sekali wkwk... Masker yang saya pakai juga gonta-ganti antara tiga merek ini: Natur, L'Oreal, atau Ellips.
5. Dry Shampoo
Saya jarang banget pakai dry shampoo. Kalaupun pakai dry shampoo, biasanya malemnya saya langsung keramas, karena khawatir gatel-gatel. Dry shampoo biasanya saya pakai kalau rambut udah lepek dan belum sempat keramas, tapi mendadak harus ada acara atau harus photoshoot. Saya baru mencoba tiga dry shampo, yaitu Colab, Batiste, dan Ellips Dry Shampoo. Yang paling saya suka adalah Colab Dry Shampoo, karena paling nggak beresidu dan paling enak aja efeknya di kulit kepala.
6. Rosemary Essential Oil
Baru-baru ini, karena lagi keranjingan essential oil, saya nambahin Fagranic Rosemary Essential Oil ke perawatan rambut saya. Konon, Rosemary Oil ini efeknya sama kayak Minoxidil atau obat yang bisa merangsang pertumbuhan rambut dan jenggot. Selain merangsang pertumbuhan rambut, Rosemary juga dipercaya bisa menguatkan rambut dan mencegah kerontokan.
Cara pemakaian yang disarankan adalah dengan cara di-dilute dengan carier oil, lalu dipakai untuk masker rambut. Tapi saya sih pakai cara gampang aja. Saya tetesin ke sampo, hair mask, atau hair vitamin yang mau saya pakai. Udah gitu aja. Efeknya? Belum tau. Ini masih baru banget kok saya pakai. Tapi yang jelas saya suka aromanya.
Baca juga: Bikin Nyaman Suasana #DiRumahAja Dengan Essential Oil
Perawatan-perawatan Lain
Ini adalah hal-hal penting yang juga ngefek banget untuk rambut, tapi sering dilalaikan sama orang. Pertama, kalau mewarnai rambut, usahakan ke hair stylish. Jangan mewarnai rambut sendiri. Jadi mewarnai rambut pun sebenarnya ada tehniknya, gimana supaya warnanya bisa keluar dengan bagus dan nggak ngerusak rambut. Langganan saya di Jogja adalah R.MA Salon di Jakal. Dia selalu milihin warna yang bagus jatuhnya di rambut saya, dan tehniknya entah bagaimana bikin rambut saya nggak rusak kayak kalau colouring di kebanyakan salon lain. Oh iya, harganya juga lumayan terjangkau lho R.MA ini. Tapi kekurangannya, dia ini salon rumahan. Nggak buka setiap waktu. Kalau mau treatment, kita harus janjian dulu paling enggak sehari sebelumnya. Ini instagramnya ya kalau tertarik: @ermahairmakeup_08192550008. Jangan tanya-tanya ke saya soal harga atau kalau mau booking, ya DM aja sendiri langsung.
Terus juga, mbak Erma ini bisa bikin warna rambut yang saya mau dengan tehnik highlighting, tapi tanpa bleaching. Saya paling anti sama bleaching soalnya bikin rambut krispi banget. Dan saya sebenernya tahu mbak Erma dari Momon sih wkwkw...
Terus yang kedua, kalau kamu tipe yang sering catok rambut, wajib banget investasi ke alat catok yang memang bagus. Pilih yang pelatnya keramik, titanium, atau tourmaline. Jangan pakai catokan pelat besi, karena akan merusak rambut. Beda banget lho kondisi rambut yang sering dicatok pakai catokan mahal dan murah. Saya ngerasain banget kok.
Saya pakai Glampalm Hair Iron. Sebelum pakai Glampalm, saya pakai catokan 500 ribuan gitu, dan ya memang beda di rambut kerasa lebih kering. Terus pakai Glampalm juga bikin waktu nyatok saya lebih cepet, karena sekali tarik langsung jadi. Kalau pas pakai yang murah, sering nyangkut gitu lho, dan lebih nggak awet hasil catokannya. Terusss, Glampalm ini juga awet banget alatnya. Udah 3 tahunan saya punya dan masih berfungsi dengan baik. Tapi bukan berarti pakai catokan mahal lalu nggak kering sama sekali ya. Tetep kering kok rambutnya, apalagi kalau sering dicatok. Tapi setidaknya, jauh lebih baik kondisinya daripada kalau pakai catokan plat besi.
Nggak mesti pakai Glampalm sih. Merek lain juga banyak yang oke, silahkan riset sendiri saja. Ini saya cuma ngasih tau aja kalau untuk alat catok, memang ada bedanya antara yang mahal dan murah. Dan kalau kamu sering nyatok rambut, investasi ke catokan yang bagus itu penting banget lho.
Dah ah, saya mau hohohihe dulu.