Diffuser murah vs diffuser Young Living mahal |
Diffuser adalah alat yang digunakan untuk menyebarkan sesuatu ke area yang lebih luas. Seperti halnya whatsapp dan social media yang sering kali menjadi diffuser hoax wkwkwk.. Tapi diffuser yang saya maksud di sini adalah essential oil diffuser. Kegunaan atau manfaat diffuser essential oil adalah untuk menyebarkan essential oil ke udara, agar bisa kita hirup.
Jenis diffuser untuk essential oil juga ada banyak, namun yang mau saya omongin di sini adalah jenis ultrasonic diffuser. Jadi alat ini menggunakan gelombang listrik untuk memecahkan campuran minyak dan air bla bla blah gitu lah pokoknya. Intinya suatu alat yang bentuknya tabung dan ada colokan listriknya, tabungnya nanti diisi air lalu ditetesin minyak atsiri, lalu dicolokin deh ke listrik. Nanti alat tersebut akan menghasilkan uap kemebul yang wangi.
Menghirup uap essential oil dari diffuser ini dianggap sebagai cara terbaik untuk menikmati essential oil, dan punya beberapa manfaat positif. Salah satu manfaat positifnya adalah tidak ditangkap polisi. Ya daripada menghirup syabu-syabu ye kaaann. Oke langsung saja lah kita perbandingkan ya.
Baca juga: Bikin Nyaman Suasana #DiRumahAja Dengan Essential Oil
Diffuser UFO
Pertama saya akan bahas yang murah dulu ya. Diffuser ini saya beli di Shopee dengan harga di bawah 200 ribu, kapasitas tanki airnya 500 ml. Ini link pembeliannya ya (klik).
Baca Juga Review Natuna Essential Oil di post berikut ini ya!
Material diffuser UFO lebih terasa kokoh dari diffuser Young Living. Mungkin karena bentuknya yang bentet pendek dan ceper. Jadi kalau kesenggol nggak uglak-uglik dan penutupnya nggak gampang geser. Terus si UFO ini saya pakai diffuse setiap hari, minimal 3 jam selama 2 bulan terakhir, dan masih oke sampai sekarang. Ya ada penurunan performa sedikit lah, yaitu soal suara dan tulisan-tulisan penanda tombol yang mulai memudar. Pernah dijatuhin kocheng saya dari meja ke lantai, tapi nggak ada masalah sama sekali.
Body diffuser UFO ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian tangki dan bagian tutupnya. Tutupnya modelnya nggak mengunci ya, jadi cuma kayak diletakkan di atas tangkinya saja. Tapi nggak rese kok, nggak harus dipas-pasin. Pokoknya sekali letak udah, gampang.
Pas pertama dateng, diffuser UFO ini datang bersama dengan dos tebal, manual book, remote control, adaptor, dan body tentu saja. Dosnya masih ada tapi saya mager mau ambil, manual book saya buang begitu selesai saya baca karena saya kan cerdas, lalu remote control hilang karena memang nggak pernah dipakai. Ya buat apa dah! Diffuser itu kan sekali dinyalain udah. Nggak perlu gonta-ganti chanel seperti kalau sinetron azab kesayanganmu lagi iklan. Jadi sekarang tinggal ada body dan adaptor.
Diffuser UFO punya tiga tombol, yaitu tombol MIST (ini semacam tombol power atau on/off), tombol HIGH/LOW, dan tombol LIGHT. Ada juga lampu penanda yang ngasih petunjuk, kita sedang menyalakan timer berapa menit. Tapi kalau airnya habis, dia juga akan mati otomatis kok. Terus tombol HIGH/LOW ini saya nggak begitu paham, perasaan uapnya segitu-segitu aja dah mau high mau low nggak ada bedanya. Lampunya ada beberapa warna dan bisa gonta-ganti sendiri. Pas pertama kali dia dateng saya paling nggumun sama lampunya. Apik. Bisa buat lampu tidur.
Bagian penutup diffuser UFO ini punya lubang di salah satu sisinya, dan nggak perlu dipas-pasin ke mana gitu kok. Jadi enak banget, kalau mau mengarahkan uapnya kemana gitu, tinggal diputer aja tutupnya, nggak usah muter se-body-nya jadi nggak belibet kabelnya. Terus uap yang dihasilkan menurut saya lumayan halus, nggak bikin basah dan nggak bikin keplepekan. Kalau wangi, tergantung essential oil yang dipakai ya.
Terus nih, satu yang agak mengganggu. Ketika dia masih baru, dia nggak berbunyi sama sekali. Tapi setelah 2 bulan pemakaian, mulai deh berisik. Kedengeran suara gemericik air namun tidak aesthetic. Lebih ke blebek-blebek genges gitu deh. Sebenernya nggak kedengeran kalau dipakai siang-siang. Tapi kalau malem-malem mau tidur gitu ganggu juga ya. Jadi akhirnya diffuser ini saya pakai untuk ruang tengah, bukan kamar tidur.
Diffuser Young Living
Kalau diffuser Young Living Dessert Mist ini saya beli dengan harga 900 ribu sekian dari instagram @vileoin_oil, bonus essential oil Lavender dan Lemon Young Living yang 5 ml-an. Saya beli di sana soalnya kebetulan dia follow saya dan dia juga punya gudang di Jogja, jadi bisa langsung gosend ke rumah begitu saya transfer. Mahal ya? Tapi waktu itu pikir saya, diffuser kan alat, bukan produk yang bakalan habis atau kadaluarsa. Jadi investasi agak mahalan nggak papa. Semacam kuas makeup yang mending investasi ke yang lebih mahal tapi halus dan awet.
Kalau secara bentuk nggak usah diraguin lah, bagus banget! Kayak lampu kristal walau sebenernya materialnya plastik. Saya sebenernya ditawarin yang Owl diffuser Young Living, yang harganya lebih murah. Tapi saya nggak suka bentuk si Owl soalnya (( kayak burung hantu )). Jadi saya beli yang Dessert Mist aja, mahalan dikit kacek 200 ribu-an, tapi bentuknya kece. Kapasitas tangki airnya adalah 180 ml. Tapi walau kapasitasnya kecil, bentuknya tetep bulky.
Diffuser Young Living ini bulky sebenernya karena desain cover-nya sih. Jadi dia punya tiga bagian body, yaitu tangki, penutup, dan bagian luar atau cover yang bikin dia cantik kayak lampu kristal. Jadi lebih ribet ya dari diffuser UFO, karena kita harus dua kali menutup. Dan bagian tutupnya ini agak rese, karena harus diletakkan dengan posisi yang pas biar airnya nggak bhocyor. Nggak kayak diffuser UFO yang mau naruh tutup sambil koprol juga bisa. Tapi yauda lah ya. Toh bentuknya lebih cantik. Cuma saya sebenernya berharap desainnya bisa dibikin cantik tapi compact gitu lho, kayak diffuser punya Organic Supply .Co atau Essenzo Essential Oil yang simpel dan elegan.
Pas saya beli diffuser Young Living, jujur awal pegang saya agak kecewa karena bahannya hampir sama kayak diffuser UFO (meskipun tentu grade plastiknya beda ya, masa ya harganya beda jauh grade-nya sama), dan bagian-bagian body-nya kalau dirangkai nggak saling mengunci. Jadi uglak-uglik ketika kesenggol, apalagi bentuknya kan meninggi gitu ya. Karena ini mahal, saya sebenarnya berharap komponen yang lebih sturdy dan lebih....terasa mahal. Paham nggak sih maksud saya? Kalau nggak paham ya udah beli aja sendiri biar paham.
Terus untuk kelengkapannya, diffuser ini terdiri dari dos tebal warna merah yang bagus banget tapi saya mager mau ambilnya, manual book, adaptor, dan body. Nggak ada remote control-nya. Lubang atau corong uapnya ada di bagian atas, jadi ya uapnya nggak bisa diarahkan kemana kita suka, hanya ke atas.
Diffuser Young Living cuma punya dua tombol, yaitu tombol MIST dan LAMP. Uapnya bisa diatur, pencet sekali itu berarti uapnya kenceng dan tahan sekitar 5 jam. Pencet dua kali uapnya lebih lembut dan tahan 7 jam. Pencet tiga kali tahan 10 jam. Pencet empat kali alatnya mati. Cuma dia nggak ada penanda untuk memperlihatkan kita sudah pejet tombolnya berapa kali, kayak yang di diffuser UFO. Jadi harus diingat-ingat sendiri kita udah pejet tombol MIST berapa kali. Kalau air dalam tangki habis, diffuser otomatis mati. Lampunya juga ada banyak warna dan penampakan lampunya lebih cantik dari diffuser UFO.
Kualitas uap yang dihasilkan diffuser Young Living lebih halus daripada diffuser UFO. Uapnya nyaris nggak terlihat gitu lho, kalau diffuser UFO uapnya sangat terlihat. Tapi sebenernya saya nggak bisa merasakan bedanya. Walau uapnya terlihat tebal, tapi diffuser UFO nggak mlepek dan nggak berair kok, area dekat diffuser juga nggak basah. Kualitas wangi essential oil (bila pakai essential oil yang sama) yang dihasilkan dari kedua diffuser juga sama kekuatan aromanya.
Selain uap yang dihasilkan halus, suaranya juga halus bahkan nyaris nggak terdengar. Jadi kerasa high-end-nya ya. Uapnya nyaris nggak kelihatan dan suaranya pun sangat halus. Pokoknya halus-halus-halus.
Sisi Marketing Young Living yang Mungkin Bisa Dijadikan Bahan Pertimbangan Beli Diffuser
Nah, satu lagi cerita yang mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan membeli diffuser ya. Jadi, saya membeli diffuser Young Living Indonesia tanpa melihat review sama sekali. Saya cuma percayanya, barang elektronik kalau mahal seharusnya lebih bagus (dan iya kok, lebih halus dan desainnya lebih cantik). Baru setelah saya punya barangnya, saya lihat-lihat review yang beredar. Dan semua review mengatakan: "diffuser Young Living dirancang khusus untuk Young Living essential oil. Diffuser Young Living harus dipakai bersama Young Living Oil, kalau pakai oil merek lain bakalan rusak." Dan saya sempet kecewa sih, soalnya saya nggak minat pakai essential oil Young Living doang. Meskipun saya mencoba juga essential oil Young Living, namun saya lebih tertarik mengeksplore essential oil terbaik dari brand lokal.
Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, Young Living ini produk utamanya adalah essential oil, diffuser cuma produk pendukung yang diharapkan mampu mendukung penjualan essential oil-nya. Jadi ya wajar kalau marketing-nya berusaha mendorong kita untuk beli oil-nya. Lalu Young Living kan MLM jadi yaaaa begitu itu lah wkwk..
Dan syukurnya, banyak follower saya di instagram @racunwarnawarni yang bilang kalau mereka pakai diffuser Young Living untuk diffuse oil dari merek-merek lain, dan diffuser-nya tetap bekerja dengan baik dan tahan lama. Bahkan ada yang sampai lebih dari 2 tahun masih oke.
Jadi ya sudah, saya sih tetep hajar aja pakai essential oil lokal yang saya punya. Tapi kalau kamu orangnya gampang terpengaruh sama marketing begitu, tapi belum mau terikat sama satu merek essential oil, ya mendingan beli diffuser yang nggak terikat merek essential oil tertentu. Di marketplace banyak kok. Yang banyak direkomendasikan oleh follower instagram saya adalah diffuser Vivi Ultransmit dan Crane.
Material diffuser UFO lebih terasa kokoh dari diffuser Young Living. Mungkin karena bentuknya yang bentet pendek dan ceper. Jadi kalau kesenggol nggak uglak-uglik dan penutupnya nggak gampang geser. Terus si UFO ini saya pakai diffuse setiap hari, minimal 3 jam selama 2 bulan terakhir, dan masih oke sampai sekarang. Ya ada penurunan performa sedikit lah, yaitu soal suara dan tulisan-tulisan penanda tombol yang mulai memudar. Pernah dijatuhin kocheng saya dari meja ke lantai, tapi nggak ada masalah sama sekali.
Body diffuser UFO ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian tangki dan bagian tutupnya. Tutupnya modelnya nggak mengunci ya, jadi cuma kayak diletakkan di atas tangkinya saja. Tapi nggak rese kok, nggak harus dipas-pasin. Pokoknya sekali letak udah, gampang.
Pas pertama dateng, diffuser UFO ini datang bersama dengan dos tebal, manual book, remote control, adaptor, dan body tentu saja. Dosnya masih ada tapi saya mager mau ambil, manual book saya buang begitu selesai saya baca karena saya kan cerdas, lalu remote control hilang karena memang nggak pernah dipakai. Ya buat apa dah! Diffuser itu kan sekali dinyalain udah. Nggak perlu gonta-ganti chanel seperti kalau sinetron azab kesayanganmu lagi iklan. Jadi sekarang tinggal ada body dan adaptor.
Diffuser UFO punya tiga tombol, yaitu tombol MIST (ini semacam tombol power atau on/off), tombol HIGH/LOW, dan tombol LIGHT. Ada juga lampu penanda yang ngasih petunjuk, kita sedang menyalakan timer berapa menit. Tapi kalau airnya habis, dia juga akan mati otomatis kok. Terus tombol HIGH/LOW ini saya nggak begitu paham, perasaan uapnya segitu-segitu aja dah mau high mau low nggak ada bedanya. Lampunya ada beberapa warna dan bisa gonta-ganti sendiri. Pas pertama kali dia dateng saya paling nggumun sama lampunya. Apik. Bisa buat lampu tidur.
Bagian penutup diffuser UFO ini punya lubang di salah satu sisinya, dan nggak perlu dipas-pasin ke mana gitu kok. Jadi enak banget, kalau mau mengarahkan uapnya kemana gitu, tinggal diputer aja tutupnya, nggak usah muter se-body-nya jadi nggak belibet kabelnya. Terus uap yang dihasilkan menurut saya lumayan halus, nggak bikin basah dan nggak bikin keplepekan. Kalau wangi, tergantung essential oil yang dipakai ya.
Terus nih, satu yang agak mengganggu. Ketika dia masih baru, dia nggak berbunyi sama sekali. Tapi setelah 2 bulan pemakaian, mulai deh berisik. Kedengeran suara gemericik air namun tidak aesthetic. Lebih ke blebek-blebek genges gitu deh. Sebenernya nggak kedengeran kalau dipakai siang-siang. Tapi kalau malem-malem mau tidur gitu ganggu juga ya. Jadi akhirnya diffuser ini saya pakai untuk ruang tengah, bukan kamar tidur.
Diffuser Young Living
Kalau diffuser Young Living Dessert Mist ini saya beli dengan harga 900 ribu sekian dari instagram @vileoin_oil, bonus essential oil Lavender dan Lemon Young Living yang 5 ml-an. Saya beli di sana soalnya kebetulan dia follow saya dan dia juga punya gudang di Jogja, jadi bisa langsung gosend ke rumah begitu saya transfer. Mahal ya? Tapi waktu itu pikir saya, diffuser kan alat, bukan produk yang bakalan habis atau kadaluarsa. Jadi investasi agak mahalan nggak papa. Semacam kuas makeup yang mending investasi ke yang lebih mahal tapi halus dan awet.
Kalau secara bentuk nggak usah diraguin lah, bagus banget! Kayak lampu kristal walau sebenernya materialnya plastik. Saya sebenernya ditawarin yang Owl diffuser Young Living, yang harganya lebih murah. Tapi saya nggak suka bentuk si Owl soalnya (( kayak burung hantu )). Jadi saya beli yang Dessert Mist aja, mahalan dikit kacek 200 ribu-an, tapi bentuknya kece. Kapasitas tangki airnya adalah 180 ml. Tapi walau kapasitasnya kecil, bentuknya tetep bulky.
Diffuser Young Living ini bulky sebenernya karena desain cover-nya sih. Jadi dia punya tiga bagian body, yaitu tangki, penutup, dan bagian luar atau cover yang bikin dia cantik kayak lampu kristal. Jadi lebih ribet ya dari diffuser UFO, karena kita harus dua kali menutup. Dan bagian tutupnya ini agak rese, karena harus diletakkan dengan posisi yang pas biar airnya nggak bhocyor. Nggak kayak diffuser UFO yang mau naruh tutup sambil koprol juga bisa. Tapi yauda lah ya. Toh bentuknya lebih cantik. Cuma saya sebenernya berharap desainnya bisa dibikin cantik tapi compact gitu lho, kayak diffuser punya Organic Supply .Co atau Essenzo Essential Oil yang simpel dan elegan.
Pas saya beli diffuser Young Living, jujur awal pegang saya agak kecewa karena bahannya hampir sama kayak diffuser UFO (meskipun tentu grade plastiknya beda ya, masa ya harganya beda jauh grade-nya sama), dan bagian-bagian body-nya kalau dirangkai nggak saling mengunci. Jadi uglak-uglik ketika kesenggol, apalagi bentuknya kan meninggi gitu ya. Karena ini mahal, saya sebenarnya berharap komponen yang lebih sturdy dan lebih....terasa mahal. Paham nggak sih maksud saya? Kalau nggak paham ya udah beli aja sendiri biar paham.
Terus untuk kelengkapannya, diffuser ini terdiri dari dos tebal warna merah yang bagus banget tapi saya mager mau ambilnya, manual book, adaptor, dan body. Nggak ada remote control-nya. Lubang atau corong uapnya ada di bagian atas, jadi ya uapnya nggak bisa diarahkan kemana kita suka, hanya ke atas.
Diffuser Young Living cuma punya dua tombol, yaitu tombol MIST dan LAMP. Uapnya bisa diatur, pencet sekali itu berarti uapnya kenceng dan tahan sekitar 5 jam. Pencet dua kali uapnya lebih lembut dan tahan 7 jam. Pencet tiga kali tahan 10 jam. Pencet empat kali alatnya mati. Cuma dia nggak ada penanda untuk memperlihatkan kita sudah pejet tombolnya berapa kali, kayak yang di diffuser UFO. Jadi harus diingat-ingat sendiri kita udah pejet tombol MIST berapa kali. Kalau air dalam tangki habis, diffuser otomatis mati. Lampunya juga ada banyak warna dan penampakan lampunya lebih cantik dari diffuser UFO.
Kualitas uap yang dihasilkan diffuser Young Living lebih halus daripada diffuser UFO. Uapnya nyaris nggak terlihat gitu lho, kalau diffuser UFO uapnya sangat terlihat. Tapi sebenernya saya nggak bisa merasakan bedanya. Walau uapnya terlihat tebal, tapi diffuser UFO nggak mlepek dan nggak berair kok, area dekat diffuser juga nggak basah. Kualitas wangi essential oil (bila pakai essential oil yang sama) yang dihasilkan dari kedua diffuser juga sama kekuatan aromanya.
Selain uap yang dihasilkan halus, suaranya juga halus bahkan nyaris nggak terdengar. Jadi kerasa high-end-nya ya. Uapnya nyaris nggak kelihatan dan suaranya pun sangat halus. Pokoknya halus-halus-halus.
Sisi Marketing Young Living yang Mungkin Bisa Dijadikan Bahan Pertimbangan Beli Diffuser
Nah, satu lagi cerita yang mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan membeli diffuser ya. Jadi, saya membeli diffuser Young Living Indonesia tanpa melihat review sama sekali. Saya cuma percayanya, barang elektronik kalau mahal seharusnya lebih bagus (dan iya kok, lebih halus dan desainnya lebih cantik). Baru setelah saya punya barangnya, saya lihat-lihat review yang beredar. Dan semua review mengatakan: "diffuser Young Living dirancang khusus untuk Young Living essential oil. Diffuser Young Living harus dipakai bersama Young Living Oil, kalau pakai oil merek lain bakalan rusak." Dan saya sempet kecewa sih, soalnya saya nggak minat pakai essential oil Young Living doang. Meskipun saya mencoba juga essential oil Young Living, namun saya lebih tertarik mengeksplore essential oil terbaik dari brand lokal.
Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, Young Living ini produk utamanya adalah essential oil, diffuser cuma produk pendukung yang diharapkan mampu mendukung penjualan essential oil-nya. Jadi ya wajar kalau marketing-nya berusaha mendorong kita untuk beli oil-nya. Lalu Young Living kan MLM jadi yaaaa begitu itu lah wkwk..
Dan syukurnya, banyak follower saya di instagram @racunwarnawarni yang bilang kalau mereka pakai diffuser Young Living untuk diffuse oil dari merek-merek lain, dan diffuser-nya tetap bekerja dengan baik dan tahan lama. Bahkan ada yang sampai lebih dari 2 tahun masih oke.
Jadi ya sudah, saya sih tetep hajar aja pakai essential oil lokal yang saya punya. Tapi kalau kamu orangnya gampang terpengaruh sama marketing begitu, tapi belum mau terikat sama satu merek essential oil, ya mendingan beli diffuser yang nggak terikat merek essential oil tertentu. Di marketplace banyak kok. Yang banyak direkomendasikan oleh follower instagram saya adalah diffuser Vivi Ultransmit dan Crane.
Bagian dalam tangki air diffuser, barangkali ada yang pengen tau. |
Oh iya, baik diffuser UFO maupun diffuser Young Living, keduanya made in China.
Kesimpulan
Kesimpulan
Baik diffuser Young Living yang mahal maupun diffuser murah, sama-sama berfungsi dengan baik dalam menyebarkan aroma essential oil, namun ada beberapa perbedaan yang baca sendiri lah ya jan males. Intinya kalau ada duit, beli yang mahal lebih puas dari sisi desain dan uapnya yang kelihatan halus. Tapi kalau nggak ada duit, yang murah juga cukup oke dan sama performanya dalam menyebarkan wangi essential oil kok. Terus dua-duanya sama-sama aman, asalkan tidak dipakai untuk men-diffuse Detol.
Tapi ya, menurutku seandainya mau beli diffuser murah, saran saya belilah yang ada mereknya. Murah nggak papa, tapi jelas begitu lho buatan mana. Jadi kalau ada apa-apapun gampang kalau mau protes.
Semoga tulisan ini bisa membantu untuk kamu-kamu yang sedang memutuskan untuk beli diffuser. Salam people power dari saya manusia reptil dari gerbang pizza yang sedang bekerja sama dengan Bill Gates membikin vaksin berbentuk chip.
Tapi ya, menurutku seandainya mau beli diffuser murah, saran saya belilah yang ada mereknya. Murah nggak papa, tapi jelas begitu lho buatan mana. Jadi kalau ada apa-apapun gampang kalau mau protes.
Semoga tulisan ini bisa membantu untuk kamu-kamu yang sedang memutuskan untuk beli diffuser. Salam people power dari saya manusia reptil dari gerbang pizza yang sedang bekerja sama dengan Bill Gates membikin vaksin berbentuk chip.