Ngomong-ngomong soal histori, saya bukannya mau ngomongin soal sejarah penemuan dan perkembangan parfum yah. Saya orangnya nggak sedalem itu, Kak. Kalau ngomong yang berat-berat, adek muntaber, Kak. Maksudnya saya cuma mau cerita histori parfum saya, parfum apa aja yang pernah saya punya dan lumayan membekas.
Ngomong-ngomong soal wishlist, buat saya Desember memang jatahnya belanja. Biar lebih terkontrol, makanya saya bikin wishlist. Nggak kayak tahun-tahun sebelumnya dimana wishlist saya didominasi oleh barang-barang kesukaan gadis remaja seperti make up, skincare, baju, sepatu, tas, dan perhiasan. Wishlist tahun ini didominasi oleh barang-barang mantan gadis remaja seperti sprei, gorden, tuperware, buku, kuteks, dan parfum. Berhubung pembaca blog ini kebanyakan adalah gadis remaja (atau emak-emak yang berjiwa gadis remaja), maka yang sprei, gorden, dan kawan-kawan nggak akan saya cerita-ceritakan secara detail. Kali ini saya mau cerita soal parfum aja.
Ngomong-ngomong soal parfum, saya termasuk orang yang nggak bisa hidup tanpa wangi-wangian. Saya percaya kalau setiap orang itu punya jodohnya masing-masing, termasuk jodoh soal wewangian. Kalau kamu memakai wewangian yang memang jodohmu, niscaya auramu akan semakin cemerlang. Kalau memang jodoh, bukan hanya wewangian itu cocok di hidung kamu sebagai pemakai, tapi juga cocok di hidung orang-orang yang lagi di deket kamu. Terus tanda kalau memang jodoh adalah wewangian itu akan awet kalau kamu pakai.