Hari perkawinan saya semakin dekat. Dan itu berarti kesibukan dan tingkat stres orang serumah semakin bertambah. Oh iya, untuk nikahan saya, keluarga saya nggak mau pakai WO. Katanya kalau nggak sibuk nggak marem. Katanya lagi, biar si calon manten tau susahnya kawinan, jadi kapok, dan besok-besok nggak kepingin kawin lagi. Hahahaaa..yamenurutnganaaa?
Tapi di antara berbagai kesibukan, dan di antara rasa kangen saya terhadap alat-alat makeup saya yang sudah dibawa ke alam sana, saya menemukan hal-hal yang menyenangkan. Banyak deh. Saya bagi sedikit yah.
Tapi di antara berbagai kesibukan, dan di antara rasa kangen saya terhadap alat-alat makeup saya yang sudah dibawa ke alam sana, saya menemukan hal-hal yang menyenangkan. Banyak deh. Saya bagi sedikit yah.
- Selama saya merantau di Jogja, ada hal yang selalu bikin saya kangen sama rumah Solo (yaelaa Jogja-Solo sejam perjalanan aja berasa kaya saya merantau di luar pulau). Rumah masa kecil saya itu banyak binatangnya. Sejak kecil saya terbiasa akrab bersama anjing, kucing, burung, kura-kura, ayam, ikan-ikanan, kelinci, hamster, dan monyet. Ehm...monyetnya punya tetangga saya sih.
Tapi sejak beberapa tahun yang lalu, Bapak saya tiba-tiba memutuskan untuk alergi anjing dan kucing. Alesannya karena dia nggak tahan bulunya. Tapi sama burung dan ayam nggak alergi. Padahal burung dan ayam juga berbulu, bau pula.
Semenjak nggak lagi memelihara anjing dan kucing, beburungan di rumah saya nambah jadi banyak. Saya kan jadi sebel sama burung-burung itu, mereka menyingkirkan anjing dan kucing saya :'(. Salah satu yang bikin saya paling sebel adalah kenari kuning yang satu ini:
Soalnya kenari ini, sama bapak saya ditaruh di ruang tengah, satu ruangan sama televisi keluarga. Dan si Kenari cerewetnya minta ampun. Yang lebih nyebelin, dia itu lebih cerewet kalau ada orang di ruangan dan kalau TV-nya nyala. Kalau TV-nya mati sih, dia ikutan diem. Bobok. Kaya sengaja gitu deh, merasa menang atas kucing-kucing yang terusir --".
Tapi pas saya pulang bulan lalu, ternyata dia lagi bertelur. Telurnya ada tujuh, pecah empat tinggal tiga. Sama Bapak saya dibuatin tempat untuk si Kenari mengerami telur-telurnya: