Showing posts with label Shitty Think. Show all posts

I Love You, Bernadya! Walau Kamu Membuatku Pick Me.

8 comments

Mari kita ghibahin Bernadya. 

Jadi beberapa waktu yang lalu, saya dapet kerjaan dari Oasea, yaitu disuruh nonton konser AvoRestasion 2024 di Prambanan. Klik di sini untuk rekapan seru-seruan saya nonton konser kemarin, barangkali kalian mau lihat. Kalau enggak ya nggak papa sih. Tapi nanti nyesel lho nggak lihat budhe-budhe pecicilan nonton konser.

komunitas budhe-budhe lincah

Salah satu artis yang ngisi konser tersebut adalah Bernadya, yang selama dua bulanan sebelum konser saya kepoin abis karena...duh ceritanya agak panjang, tapi ya nggak papa ini kan blog bukan IG story jadi saya ceritain aja panjang-panjang.

Jadi ceritanya, salah satu bestie saya baru aja putus. Nah, bestie saya jadi eneq sama Bernadya, karena ndilalah mantannya adalah Bernadya garis kenyal. Apalagi pas itu, lagunya Bernadya diseteeeelll mulu dimana-mana kek apt apt. Mengetahui ke-eneq-an bestie saya tersebut, saya malah penasaran dan secara sengaja serta berkesadaran penuh mendengarkan Bernadya, lalu menghafal lagunya, agar supaya saya bisa menyanyikan lagu-lagu Bernadya sepanjang waktu di depan bestie saya itu kalau pas ketemu. Saya kan orangnya kalau bestie senang ikut senang, kalau bestie susah tambah senang.

Berawal dari ngisengin bestie, saya malah kesirep Bernadya. Saya jadi sukaaa banget lagu-lagunya, bikin saya bisa lebih menyelami curhatan galau bestie-bestie saya yang jomblo meskipun rumah tangga saya baik-baik saja. Musiknya juga oke banget buat pengiring baca novel, umbah-umbah, pilates, sampai weightlifting. Pokoknya Bernadya aku padamu!


menemani Momon senam hamil diiringi lagu Bernadya

Singkat kata, sampailah pada hari-H konser. 

Bernadya itu BERNADYA BANGET! Karena masih artis baru (atau baru viral), jadi stage performance-nya itu masih malu-malu. Nggak jelek, bagus banget malah, tapi malu-malu tai ayam gitu. Bernadya-nya cantik, aura galau-nya memancar seantero kawasan candi Prambanan, tapi memang kelihatan dia belum terlalu nyaman jadi pusat perhatian. Terus udah gitu, apaan tuh namanya alat yang disumpelin ke kuping artis buat denger-denger instruksi dari panitia pagelaran gitu? Nah, itu mati-mati atau copot-copot mulu. Jadi sepanjang konser, sambil nyanyi, Bernadya sibuk mbenerin kuping AAAAA GEMEZ!

Bisa dibilang saya tambah terkinthil-kinthil sama Bernadya. Dan saya bertekad, saya harus nonton Bernadya lagi sebelum malu-malunya itu ilang. Dan ternyata, pack Dani juga sama! Dia juga paling menikmati performance Bernadya yang malu-malu santai dan berasa liat temen manggung dibandingkan semua artis lainnya yang udah senior dan diva abis.


Pas saya utarakan itu, Momon berusaha memberi saya (( pengertian )) kalau itu tu jelek dan tidak layak ditonton lagi.

"Ya...tapi aku suka kok, pengen nonton lagi."

"Braaa, kuwi ki elek banget braaa! Aku biasa nonton konser, kuwi ki elek!!!!!!!"

***

Kejadian seperti ini sering kali terjadi lho, terutama dengan netizen. Pernah soal resto, soal kopi, soal makeup style, sampai soal artis idola. Orang seringkali nggak terima dan merasa pendapatnya tidak didengar, kalau ada yang punya selera berbeda.

Saya pernah ngomongin parfum di IG story dan bilang saya suka aroma yang mass pleasing dan aman, jadi kurang tertarik untuk explore niche perfume. Pas itu ada yang DM saya, "berarti selera parfummu cetek, Mbak. Mending banyak belajar lagi."

Pernah juga kejadian sebaliknya. Saya pernah mereview suatu skincare, tapi saya nggak suka karena produk tersebut menimbulkan efek samping di saya, yaitu kulit memerah dan gatal. Beberapa hari setelah review saya naik, ada reviewer lain yang mereview produk yang sama, dan bilang kalau review saya ngawur (no mention sih wkwk). Efek samping yang saya katakan tersebut tidak mungkin terjadi karena produk ini tidak mengandung bahan yang bisa memicu hal tersebut, katanya.

Pas itu sih saya masih dalam kondisi anu yah. Saya jadi galau sekali, takut salah, takut ngasih informasi yang keliru, dan takut-takut lainnya. Saya ovt banget, sampai sering menangis dan akhirnya memaksakan diri memakai lagi produk tersebut. Yang akhirnya, ya bisa ditebak, saya gethelen dan merah-merah lagi, bahkan makin parah, dan saya pun harus ke dokter kulit.

***

Sebenernya, hal-hal yang terlihat menyebalkan yang saya ceritakan di atas adalah pertanda baik bagi saya. Karena itu adalah salah satu sign bahwa kesadaran saya kembali. Saya sadar akan selera saya, dan saya juga sadar bahwa saya punya pendapat dan pilihan pribadi.


Karena memang beberapa tahun belakangan, kalau ada orang yang bilang bahwa makeup/ film/ style atau apapun yang saya suka itu jelek, saya pasti jadi goyah. Kemarin-kemarin, saya pasti jadi mempertanyakan kembali, "hmm...apa memang jelek ya? Jangan-jangan memang selera saya buruk sekali." Lalu ovt, dan berusaha untuk nggak menikmati hal-hal tersebut, karena males memicu perdebatan atau males dikatain pick me.

Padahal kalau menoleh lebih jauh lagi, saya dulu bukan orang yang malas berdebat. Orang-orang yang kenal saya lama pasti menilai saya adalah orang yang punya pendirian dan tau apa yang saya mau, bahkan menjurus ke keras kepala. Tapi kenapa belakangan saya imbas-imbis seperti sapi begitu iyach?

Sebenernya jawabannya ya karena belakangan saya sendiri nggak tau mau saya apa. Penilaian saya menumpul, saya nggak tau lagi mana yang saya suka dan kenapa. Saya nggak paham lagi selera saya bagaimana. Jadi, bagaimana saya bisa mempertahankan pendapat saya kalau saya bahkan nggak paham saya suka beneran atau enggak?

"Musik zaman sekarang jelek-jelek!" Padahal bukan musiknya yang jelek, tapi saya yang memang belakangan nggak "mendengarkan" musik. Saya nyetel musik sebagai backsound aktivitas saya yang lain aja, bukan benar-benar menikmati. Makanya tidak ada yang mengena.

Saya juga nggak punya film favorit sekarang. Saya sering bertanya-tanya sendiri, "apa film zaman sekarang memang kualitasnya menurun ya?" Padahal saya yang nggak mindfull nonton-nya. Saya nonton sambil skip-skip karena nggak sabar mengikuti pace yang menurut saya lambat, terus disambi whatsapp-an atau ngedit video pula, ya mana saya bisa paham film tersebut bagus atau tidak?

***

Perjalanan untuk kembali bisa menikmati hal-hal kecil yang dulu sangat saya sukai tersebut sangat panjang, nggak mudah, dan prosesnya masih belum selesai sampai sekarang. Hasilnya juga bukan sesuatu yang langsung terlihat secara kasat mata. Bahkan saya pun nggak langsung sadar lho kalau segala usaha yang saya lakukan ada hasilnya!

AHA! moment saya itu ya...saat saya suka lagu-lagunya Bernadya. Semacam: akhirnya saya punya lagu favorit lagi. Yang sepertinya nggak akan saya temukan kalau saya nggak benar-benar meluangkan waktu untuk mendengarkannya, meresapi lirik-liriknya, dan menikmati tanpa sambil-sambil. Terima kasih, bestieQ. Dorongan untuk membuatmu kesal mampu membuat saya mindfull mendengarkan Bernadya.

Saya mulai nemu banyak lagu-lagu bagus dan mulai menyusun playlist spotify saya sendiri, nggak lagi sekedar pencet play pokmen ono rungon-rungon. Saya juga nemu potongan dialog mesum meaningfull dari novel yang saya baca. Saya tetep nonton film yang posternya bikin saya penasaran meskipun rating IMDb-nya jeblok. Saya tetep cari-cari toket konser Bernadya di Jogja meskipun seluruh ahli konser dunia bilang itu jelek. Dan ternyata hal-hal yang tetap saya lakukan meskipun tanpa "persetujuan" dari orang-orang itu adalah hal-hal yang benar-benar saya mau dan saya nikmati.

Dan ini bukan pick me yah, namanya. Perbedaan itu hal yang normal kok dalam hidup. Tapi kalau ternyata memang ini yang dinamakan pick me ya udah ngapapa. Saya pilih dibilang pick me ketimbang nggak nonton Bernadya, bau menyan, dan gathel-gathel. Jayson, uwu.

Saya sih cukup happy, karena perjalanan saya ini pelan-pelan bikin hidup saya berwarna kembali.

Tentang Rumah Bau Jenazah

28 comments

Sekitar minggu lalu, saya merasakan hal ganjil di rumah saya. Semacam hawa busuk yang menusuk dan agak bikin merinding di area belakang rumah saya yang rimbun dan petang. Selama dua hari dalam kondisi itu, saya rasanya benar-benar nggak betah di rumah. Saya merasa sesak dan tambah "sakit", juga nggak doyan makan sama sekali. Dua hari itu, saya selalu cari-cari aktivitas di luar rumah: seharian jalan ke mall atau nongkrong di cafe sendirian.

Ini area belakang rumah saya (dan bonus foto Momon yang always ndembik)

Saya amati, Robin (kucing saya) juga bertingkah aneh. Seperti sering sekali berputar-putar dan mengucingi area belakang rumah, tapi nggak pernah berada di lokasi itu dalam jangka waktu yang lama. Paham nggak sih? Kalau enggak ya nggak papa kamu kan bukan kucing.

Herannya, suami saya biasa aja. Dia tetap melakukan aktivitas di area belakang seperti biasa, makan, bikin kopi, liat ikan, yah seperti aktivitas bapak-bapak pada umumnya lach. Tapi ya sudah, kan memang nggak semua orang dianugerahi sensitifitas seperti kucing.

Pada hari ketiga, saya benar-benar nggak tahan! Posisinya saat itu suami saya sedang touring ke luar kota, jadi saya sendirian selama beberapa hari kedepan di rumah. Malam itu adalah puncaknya saya merasa gelisah. Rasanya bulu kuduk saya berdiri semua dan perut saya mual menjadi-jadi, benar-benar saya nggak tahan lagi dengan kebusukan konoha ini!

Jadi saya memberanikan diri keluar kamar, melawan segala naluri kemanusiaan saya, dan berjalan ke area belakang rumah. Saya hidupkan semua lampu, lalu saya tengok semua lorong dan kolong tersembunyi, saya sinari semua sudut tergelap di rumah saya, DAN AKHIRNYA SAYA BERTATAP MUKA DENGAN TEROR ITU!

***

Mata saya terbelalak melihat mayat yang tiga hari lalu saya eksekusi sendiri dan saya letakkan di...

Air fryer!

Mayat ayam, Bes. Satu ingkung 👆. 

Air fryer yang udah saya cuci 578X lalu saya jemur dan saya kasih kopi seharian dan saya cuci lagi 785X dan saya kasih kopi lagi tapi kok masih bau kematian yah...

Ceritanya saya mau bikin Ayam Suwir Daun Jeruk ala saya yang enaknya kebangeten itu. Nah, ingkungnya saya air fryer dulu. Maklum yah, kan lagi icik-icik hidup sehat. Jadi no goreng goreng club. Biarkan Kompas dan Najwa Shihab saja yang menggoreng.

Dan seperti biasa, saya kalau nge-air fryer ayam itu sambil saya tinggal berbuat anu. Karena memang lama sekali yah, kurang kerjaan juga ndodok nungguin di depan air fryer biar apa? Tapi kemaren itu saya terdistraksi sesuatu. Tengah-tengah berbuat anu, saya diajak ke situ, terus habis itu saya melakukan ini dan lalu itu, dan kemudian si ingkung terlupakan.

Lupa sebentar dua bentar akhirnya tiga hari terlalui. 

Alhasil rumah saya bau jenazah 😭.

Saya nanya ke pack Dani, "kok kamu nggak merasa bau atau gimana sih kemarin-kemarin?"

"Merasa sih. Tapi ya udah, kupikir kamu sedang bereksperimen apa gitu..."

EKSPERIMEN RUMAH TANGGA BAHAGIA APA YANG SAMPE BIKIN RUMAH BAU JENAZAH YA, MYLOV? 😭👈.

***

Sebenarnya, hal-hal demikian tadinya sering terjadi beberapa tahun belakangan. Hal-hal sepele tapi bikin saya sering mengucap "bajingan bajingan!" kayak HP dan Foreo ketlingsut, kacamata terinjak, cobek hilang, dan masih banyak kejadian ghoib lainnya.

Karena apa? Karena saya tidak mindful. Saya melakukan banyak hal "sambil-sambil" alias multitasking. Dan kejadian-kejadian ghoib di atas hanya sebagian kecil efek yang terjadi di diri saya. 

Sejujurnya, mulai banyak pekerjaan saya yang nggak beres, analisa-analisa saya yang meleset, fokus menurun, saya jadi sering relaps alias otak saya mem-flashback kejadian-kejadian traumatis dan perasaan bersalah di masa lalu, saya juga jadi takut sekali berada di keramaian atau bertemu manusia lain. Singkatnya otak besar mengecil dan otak kecil menghilang alias mendadak ngah ngoh. Banyak orang terdekat saya mulai bilang, ngobrol sama saya kayak ngobrol sama tumbuh-tumbuhan cuma nggak ijo aja.

Dan saya nggak mengada-ada yah. Multitasking memang merusak otak. Dari yang awalnya multitasking karena tuntutan pekerjaan yang deadline-nya mepet-mepet aja, lama-lama otak seperti tuman, nggak bisa kalau hanya melakukan satu kegiatan dalam satu waktu. Jadinya ya itu tadi, "sambil-sambil" dalam segala aspek kehidupan.

Saya jadi nggak bisa masak kalau nggak sambil nonton Netflix, nggak nyaman skincare-an tanpa lihat Youtube, nggak bisa banget beberes rumah tanpa dengerin podcast, dan yang paling parah, nggak bisa banget kumpul-kumpul bersama teman tanpa scrolling sosmed, dan lain-lain. Rasanya gelisah dan seperti merasa buang waktu ketika cuma melakukan satu hal saja. Padahal melakukan banyak hal sekaligus juga biasanya nggak ada yang selesai, atau selesaipun hasilnya nggak bakalan memuaskan. 

Dampak lainnya yang paling kerasa juga adalah attention span saya jadi pendek alias saya jadi nggak sabaran. Saya nggak sanggup lagi untuk menulis dan baca buku, yang sebenernya merupakan core dari semua aktivitas akun RacunWarnaWarni dan cabang-cabangnya. Jangankan baca buku, nonton film atau video aja belakangan sering saya cepetin atau skip-skip kok karena nggak sabaran.

Saya juga merasa kesepian, kosong... Suami, bestie, dan keluarga saya nggak kemana-mana sih sebenernya, tetap mendampingi, tapi saya saja yang merasa terasing dan jauh dari mereka karena pikiran saya yang tertutup kabut.

***

Mencoba menjelaskan kondisi menthel health saya dalam sebuah tulisan itu kok ternyata susah sekali ya? Semoga saja pada paham. Tapi kalau enggak ya udah saya nggak marah. Saya kan sekarang sedang berusaha mindful

Baca juga: Halo, ini masih Arum. Belum jadi Mixue.

Latihan mindfulness yang saya share di postingan sebelumnya kemaren ternyata memang banyak membantu saya dalam proses menemukan diri saya kembali. Jadi sebenernya, saya sekarang udah jarang ninggalin jenazah di air fryer dan jarang marah-marah kecuali keseringan denger apt apt. 

Walau masih proses yah, dan saya yakin prosesnya masih panjang. Nggak papa sih berproses pelan, yang penting tetap berprogres walau sedikit, tidak menyerah dan tidak kembali menjadi suket-suketan ngah ngoh.

Hmm...sepertinya kok seru ya blog ini dijadikan semacam mindfulness journal gitu. Kek...KEREN BANGET ULUH! Berasa yang nulis itu orang cerdas banget dan nggak suka ninggalin ingkung di air fryer, nggak sih?

Halo, ini masih Arum. Belum jadi Mixue.

5 comments

Astaga! Takut banget, yagesya T.T.

Terakhir saya nulis di sini adalah Februari 2023. Itupun postingan berbayar alias sponsor post. Postingan sebelumnya juga sponsor. Lalu sebelumnya lagi juga sponsor. Wow sungguh seorang blogger mata duitan. Nggak mau nulis kalau nggak ada duitnya. Gitu kok banyak sekali yang kangen, iyach? 

Tapi ya begitulah kalau terlanjur beken. Diem aja jadi sensasi.

Sejujurnya, saya agak bingung mau memulai dari mana. Selama setahun lebih ini, sayatu bener-bener berhenti bikin tulisan panjang. Bukan cuma di blog ini, tapi juga di blog-blog lain yang saya punya (iykwim), dan saya juga mengundurkan diri dari website tempat saya menulis selama bertahun-tahun. Kalau bahasa keren ala blogger zaman old: "hiatus". Dan memulai menulis kembali setelah lama hiatus itu ternyata nggak mudah.

Tapi ya...daripada dikudeta Mixue?

***

Mengenai alasan yang mendasari saya berhenti nge-blog waktu itu...kayaknya semua pasti udah tau lah ya? Alasannya ya karena industrinya sudah berubah. Karakter netizen juga ikut berubah. Munculnya sosial media bikin attention span orang-orang kek kamu makin pendek dan akhirnya mulai malas membaca. Buat apa membaca artikel 1500 kata kalau bisa lihat video joged kurang dari 1 menit?

Nggak, nggak usah tersinggung sendiri! Ini termasuk saya juga kok. Saya juga jadi malas baca lately. Kita tersinggung rame-rame ya.



Long story short, selama saya hiatus itu (hiatus nulis blog, tapi malah kerja kek robot di platform sebelah), saya mengalami banyak hal yang kurang wangun. Pola hidup dan pola kerja yang saya jalani, ternyata pelan-pelan bikin saya "sakit" dan menjauhkan saya dari orang-orang yang seharusnya anu. Saya bingung mau menjelaskan bagaimana yah. Apa ini yang dinamakan mental breakdance? Tapi intinya, saat ini saya sudah lebih baik kok. Atau setidaknya sedang dalam proses menyembuhkan diri. 

Banyak hal yang saya lakukan untuk bebenah, baik fisik ataupun mental. Yang paling kelihatan di instagram saya sih, setahun (lebih) belakangan saya memperbaiki pola hidup. Saya diet, clean eating, dan olahraga. Berat saya turun 13 kg dalam proses ini, dan ini baik yah, karena sebelumnya saya memang overweight. Saya melakukan diet dengan cara yang sehat diawasi oleh segenap elit global dan pihak-pihak yang berwenang. 

Selain itu, yang nggak kelihatan secara langsung oleh pemirsa, saya juga ke psikolog untuk mendapatkan bantuan profesional. Yang sedang saya usahakan banget adalah melatih kembali fokus saya yang udah sangat berantakan karena kebiasaan multitasking beberapa tahun belakangan ini. Menajamkan kembali kemampuan saya untuk merasakan dan menikmati berbagai hal tanpa distraksi apapun. Atau bahasa kekiniannya: melatih mindfulness.

Saya mencoba kembali ke banyak kebiasaan lama yang dulu bikin saya bahagia, tapi akhir-akhir ini saya tinggalkan. Di antaranya: membaca dan menulis. Saya random aja pick satu novel yang banyak banget direkomendasikan di X, yang ternyata PORNO BANGET, JINGAN T.T. Tapi ya udah saru dikit ngaruh. 


Kembali menulis di sini, selain karena saya kangen menjadi primadona kota Jogja, juga merupakan salah satu terapi untuk mindful. Jadi maafkan kalau tulisan saya masih kaku. Namanya juga berobat jalan.

***

Segitu aja update dari saya. Saya yakin ini menarik kan ya? Wong berita Raffi Ahmad joged koplo saja menarik kok sampai diulas media masa. Masa berita kesembuhan mental breadtalk saya tidak menarik? 

Kedepannya saya pengen bisa sering-sering update dan cerita-cerita saru di sini. Tapi saya jujur aja nggak tau mau kemana arahnya blog ini nanti. Saya masih suka makeup dan skincare kok, tapi saat ini sedang yo ngono kae lah... Apa saya jadi buzzer politik aja ya, katanya duitnya lebih banyak?

Beauty Trend 2023: Seperti Burung Beo

6 comments

beauty trend 2023 logo mixue

Njir, takut banget blog saya jadi Mixue.

Ternyata saya terakhir nulis itu oktober 2022. Awalnya cuma pengen cuti sebentar karena burn out. Lalu sebentar menjadi dua bentar, tiga bentar, eh...tiga bulan. Ner bener emang Taurus ya, sangat mengedepankan kemalasan. Tapi suka barang mewah. Kotradiktif memang saya tuh. Tapi nggak papa lah. Karena saya dua bersaudara. Yang paling tua bapak saya.

Kalau awal tahun begini, saya biasanya nulis tentang penerawangan makeup trend. Tapi jujur aja, saya sepertinya sedang jenuh sama beauty related topic, jadi penerawangan saya agak buram. Seperti mukamu yang rajin dikasih serum pencerah tapi ngeyel nggak mau reaply sunscreen itu. 

Awalnya saya sudah menerawang, beauty trend 2023 tuh bakalan begini:

  • Glossy lips
  • Glittery eyes
  • Glassy skin
  • Skincare minimalism
  • Local and affordable parfum

Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, saya kayak burung beo. Mengulang-ulang hal yang sama dari tahun ke tahun. Kalau awal tahun begini memang semua optimis! Lip gloss mulai berjaya nih, ayok tinggalkan matte lip cream yang bikin bibir kering! Tapi ya mbelgendes lah. Pada kenyataannya yang laku dan banyak diproduksi tetep matte lipstik kok. Walau lip gloss tentu punya penggemar sendiri, saya salah satunya. Tapi untuk disebut sebagai trend, kayaknya terlalu ambisius sih. Menurut saya perjalanan lip gloss sampai bisa nge-trend lagi kayak tahun 90-an masih panjang. Mungkin perlu waktu 5-10 tahun lagi.

Meskipun saya cukup hepi juga, beberapa brand lokal ngeluarin glossy lip product yang kualitasnya bagus-bagus banget, beberapa yang udah saya coba adalah: BLP Lip Vinyl, Somethinc Multitask Water Gloss, Luxcrime Hydrobosst Lip Gloss, Luxcrime Lip Serum Gloss, dan Raine Lipstick Tinted Oil.



Glassy skin nggak usah ditanya lah ya. Tiap tahun memang ada trend makeup complexion yang nampilin kulit glowing dan sehat. Namanya aja yang ganti-ganti, dari dewy look, dolphin skin, healthy-glowy skin, cloud skin, dan glass skin. Mau dijabarin dan berusaha dibedain kayak apa juga sama aja wis. Pokmen kulit sehat, rada minyakan sikit, teksturnya rata, dan flawless tapi nggak kelihatan kayak pakai makeup. 

Trend makeup juga lama-lama agak nggak realistis ya? Kalau versi aku mah glass skin ya glass skin aja. Tapi nggak papa kok kalau mau nunjukin sedikit (atau bahkan banyak) flaw. Jerawat bukan aib. Punya kantong mata nggak bikin kamu masuk neraka. Jadi santai aja, kamu tetap bisa cantik dengan caramu masing-masing.

Kalau untuk trend skin minimalism, lagi-lagi saya merasa ini membeo aja. Setiap tahun kayaknya semua orang, bahkan brand-brand skincare bakalan mendengungkan trend skin minimalism ini. "Pakai sedikit produk juga bisa efektif asal tepat.", "Nggak perlu banyak-banyak layer produk, buat apa, nyampah juga.", "Yuk, back to basic skinkworeee", kata mereka. Tapi tetep aja tiap bulan launching serum banyak-banyak #senyum. 

Soal skin minimalism jujur aja saya skeptis wkwk. Mungkin beberapa teman beauty enthusiast akan kembali membawa trend tersebut, tapi pergerakan industri kecantikan yang serba cepat tidak akan mendukung.

Jangan salah ya, sebagai reviewer, saya termasuk yang diuntungkan dengan pergerakan industri yang serba cepat. Kerjasama mengalir deras, saya juga jadi nggak pernah kehabisan topik menarik untuk dibahas. Tapi saya harus realistis kalau pasar juga udah mulai jenuh sama industri kecantikan, terutama skincare, yang vibe-nya grusa-grusu. Setiap bulan adaaaa aja produk yang di-launching. 

Kalau ambil sudut pandang konsumen, produk yang barusan dibeli saja belum habis, ini kok udah ada produk baru? Mana diklaim lebih bagus dari produk sebelumnya. Alhasil? Beli lagi. Produk menumpuk. Nggak sampai habis, dibuang karena kadaluarsa aja. 

Bukannya nggak seneng beuaty industri rame dan berkembang. Tapi plis lah, brand perlu slow down. Untuk bikin brand tetap terdepan dan diingat jalannya menurut saya nggak selalu harus launching. Bisa recall, promote ulang produk-produk lama, atau edukasi cara pemakaian/ layering produk-produk yang sudah ada. Jujurly, saya sebagai reviewer pun nggak sanggup kok mengikuti pergerakan "kalap launching product" ini. Dalam sebulan saya batasi hanya ambil sedikit produk yang benar-benar baru.

Nah, obrolan kita beranjak ke parfum. Yang ini memang lagi rame banget sih. Banyak parfum lokal baru yang bermunculan dan menarik untuk dicoba. Saya pun mencoba cukup banyak parfum. Discovery set adalah jalan ninja saya untuk mencoba banyak aroma tapi tidak boncos wkwk. Dan jujur saja, masih banyak brand yang aromanya dupe parfum terkenal. Walau udah mulai bermunculan juga yah aroma-aroma yang otentik dan menggelitik. 


Oke, diantara trend makeup yang saya jabarkan di atas, menurut kelen, mana yang paling menarik? Dan mana yang kira-kira benar-benar akan bertahan sampai akhor 2023?


Makan Kembang vs Makan Suplemen Kembang

8 comments
makan kembang

Selamat datang kembali di rubrik kleniknya racunwarnawarni! Sebagai orang yang ((dipasrahi)) mbak Arum untuk ngisi artikel yang ngga akan kalian temukan dimanapun, kali ini saya mau membahas mengenai makan kembang. 

Jadi, saya pernah nonton sebuah segmen di acara kecantikan Korea soal tren flower pills atau flower suplemen. Nah, salah satu produk sponsor di acara ini adalah suplemen yang isinya ekstrak bunga mawar. Konon suplemen ini bisa membuat penggunanya jadi punya bau badan seperti wangi bunga mawar kalau dikonsumsi reguler. Saya sebagai sobat #racunwangiwangi yang punya masalah bau badan langsung merasa suplemen ini seperti miracle banget. Waw, bye-bye deodoran dan bau badan! 

Harga suplemen ini lumayan mahal (buat saya lho ya, inget yang nulis artikel ini Kak Juna alias duta kekikiran Indonesia). Setelah saya googling harganya sekitar 23USD atau 300 ribuan untuk 30 kapsul. Sehari kamu harus minum 2 kapsul, dan untuk mendapatkan bau badan yang diinginkan kamu harus minum terus menerus selama MINIMAL 60 hari.

Sebulan 600 ribu buat menangkal bau badan? Mending saya beli deodoran sekerdus. 

Lalu setelah saya simak lebih lanjut lagi, intinya isi kapsul ini adalah 100% bunga mawar. Jiwa pelit saya tentu menggelora, apalagi di rumah saya ada beberapa pot bunga mawar. MENDING GUE NGEMIL KELOPAK MAWAR EMAK GUE YA KAN?!!!

Untung tulisan ini di blog mbak Arum, kalo di blog saya sendiri, besok saya bisa dicoret dari daftar ahli waris gara-gara punya ((niat buruk))) sama kembang-kembang si mami.

Sebenernya kalau dipikir-pikir, apa bedanya makan suplemen kembang sama langsung makan kembang tanpa perantara? Toh klaimnya si suplemen isinya 100% bunga mawar Bulgaria. Kalau saya makan kembang beneran, selain membantu perekonomian petani mawar lokal, saya juga melestarikan budaya makan kembang. Inilah bukti kalau orang Indonesia itu sebenernya pioneer, karena saya yakin kalian nggak asing dengan istilah makan kembang.

Makan kembang ini dipopulerkan oleh almarhumah Suzzanna yang konon senantiasa menyediakan kembang kantil sebagai cemilan favoritnya. Meski terdengar mistis, namun saya juga pernah membaca bahwa memakan kembang sebenarnya adalah hal yang biasa di zaman dulu. Mungkin karena leluhur kita menganut peribahasa you are what you eat.

Beberapa kembang seperti mawar juga dipercaya memiliki fungsi membantu melancarkan sistem pencernaan, memperlancar buang air besar, mengatasi sakit tenggorokan, menghilangkan stres dan masih banyak lagi. 

Jujur aja, satu-satunya kembang yang pernah saya makan adalah kembang kol, jadi saya nggak bisa cerita gimana tuh rasanya makan kembang. Konon makan kembang ini bisa membuat bau badan kita jadi lebih wangi juga. Sialnya dalam dunia klenik memang ada kepercayaan bahwa dedemit tertentu akan tertarik dengan bau badan yang seperti kembang. 

Baca Juga: 7 rekomendasi parfum dengan wangi super enak dan harganya terjangkau

makan kembang

Saya juga pernah mendengar ada istilah kembang laweyan, dimana ada perempuan-perempuan tertentu yang wangi tubuhnya seperti wangi kembang di hidung dedemit. Konsekuensinya akan ada setan dan jin yang nempel sehingga si mbak Laweyan ini akan kesulitan mendapatkan jodoh dan rejeki. Masalahnya saya ngga tau hidung dedemit sama kita sama apa enggak, karena saya pernah ((riset)) dan ketemu orang yang konon laweyan dan baunya biasa aja. 

Makan kembang juga menjadi masalah lain di Indonesia karena diasosiasikan dengan kesurupan. Biasanya orang yang kesurupan akan minta makan kembang dan minta dupa/kemenyan, karena konon setan itu akan berbau busuk, makanya dia minta kembang dan dupa untuk menutupi bau badannya. Jadi setan aja conscious sama bau badannya, masa kita yang jelas jelas semerbak aroma ketek masih ngga mau pake deodoran???

Yang saya heran, kenapa setan ngga minta parfum aja ya? Secara mbak Arum juga pernah kasi rekomendasi parfum murah yang bagus di blog ini. Kenapa harus minta wangi aneh-aneh yang ngga bisa dibeli di shopee???

Nyusahin emang setan jaman sekarang. Dia yang bau, kita yang beli parfum. 

Saya jadi bertanya-tanya kenapa setan-setan itu nggak makan suplemen kembang yang bisa bikin badan wangi kembang ya? Kan lebih enak pdkt sama sesama setan ketimbang nemplok sama manusia yang ngga ngerti apa-apa. Paling nggak tuh restu orang tua pasti dapet dan nggak diusir-usir sama calon mertua karena ((beda dunia))

Tapi terlepas dari itu, sebenarnya orang jaman dulu makan kembang selain untuk survival, juga karena mereka beranggapan bunga itu memang punya khasiat sebagai tanaman obat. Jadi no big deal ya. Makan kembang nggak harus mistis. 

Kalau menurut saya, makan kembang itu kan sebenarnya nggak seseram itu. Jadi, kalau kalian mau makan kembang by all means go ahead, yang penting kalian riset dulu kembang jenis apa yang bisa dimakan. Yang penting jangan makan kembang yang ditanam tetangga aja, selain berpotensi disangka kesurupan, kalian juga maling. 

Oh ya satu lagi, jangan makan bunga kecubung.

Salam olahraga!

❤ dari Kak Juna yang makan apa aja selain duren, pare, dan kembang. 

Yang Saya Pelajari Setelah Nonton Video Pemburu Hantu di Tiktok dan Youtube

No comments
Makeup by MonicaAgustami

Salah satu kegiatan yang paling sering saya lakukan di waktu luang adalah menonton video di youtube dan tiktok. Maklum, sebagai milenial generasi akhir, saya memang kekurangan hiburan dan gratifikasi instan setelah kecapean bekerja seharian. Jadilah saya menikmati tontonan-tontonan yang disajikan dalam layar handphone. 

Salah satu tontonan yang menurut saya syantik menggelitik adalah perburuan hantu atau pengusiran jin. Video ini punya ciri khas yang menarik. Biasanya thumbnail-nya adalah wajah sang pemilik channel dengan bintang tamu, lalu ditambah dengan tulisan footage dengan font horror besar berwarna merah atau kuning dan judul bombastis seperti "PENAMPAKAN HANTU KUNTILANAK ABU ABU MONYET" atau "SERANGAN SILUMAN AYAM GORENG KREMES, KELIATAN DI KAMERA"

Kalau mau ekstra, biasanya ada border gambar darah-darah menetes atau gambar hantu yang dicrop dari google. Kalian yang kelamaan nongkrong di youtube pasti tahu lah video-video yang saya maksud.

Selayaknya film-film found footage seperti Paranormal Activity, video ini biasanya dimulai dengan perkenalan tokoh-tokoh yang terlibat, dengan kameramen yang juga kadang bachot dari balik kamera. Celetukan-celetukan kameramen ini biasanya terbatas pada, "Astaghfirullahaladziiiimmmm..." "WAN DI BELAKANG LO WAN.." "AWAS AWAS AWAS" dan sederet jargon yang biasa diteriakkan orang kalau habis melihat setan. 

Nah beberapa waktu yang lalu saya sempat ngerusuhi bestie Arum jam 10 malam karena saya lagi nonton... acara berburu hantu live di tiktok. Kalian pernah ngerusuhi bos kalian buat share video setan nggak? Saya kok sering. Untung bestie sabar.


video hantu

Cerita Pemburu Hantu di Tiktok

Jadi ceritanya, ada sekelompok remaja tua. Remaja tua tuh gimana ya? Ya kurang lebih seumur saya, kalau orang liat sekilas kayak remaja, tapi setelah diajak ngobrol kedengeran tua. Kalo nggak paham, kalian coba liat perilaku saya di Instagram @racunwarnawarni, saya kadang pansos ikut mejeng di story bestie. 

Nah para remaja tua ini datang ke sebuah bangunan rumah sakit yang sudah nggak digunakan lagi. Nggak tahu gimana caranya mereka bisa dapat kunci untuk masuk. Mungkin nyogok satpam, mungkin juga emang nggak dikunci. Mereka well prepared kok, bawa HT dan kamera dan semacamnya. Terus para remaja ini bergantian memasuki gedung rumah sakit tersebut. 

Lalu salah satu dari mereka masuk, sebut aja si Jojon. Jojon berteriak kencang banget di depan pintu masuk: "SIAPAPUN YANG MENUNGGU RUMAH SAKIT INI, TAMPAKKAN WUJUD KALIAN, SAYA TIDAK TAKUT!"

Nggak lama, ada sekelibat bayangan hitam dan suara berderap di kamera. Jojon pun berteriak, "Astaghfirullah! Enyah kalian setan!"

Saya nonton adegan penuh teriakan nan histeris itu cuma bisa melongo. 

JOJON NTU SETAN KAN LAU PANGGIL-PANGGIL TADI! GILIRAN UDIN DATENG KENAPE ELU USIRRRR YA MBAMBANGGG!!!!!!

Kalo Jojon pintar dan cuan-oriented seperti saya pasti setannya akan saya hampiri dan saya ajak talkshow. Konsepnya yang wan tu tri for klos de dor begitu seperti Om Deddy. Lumayan lho, bayangkan adsense yang bisa didapatkan dari video sebombastis "INTERVIEW KUNTILANAK PENUNGGU RUMAH SAKIT, TERNYATA SELAMA INI SEDIH KARENA RAMBUTNYA KUSUT"

terus interviewnya kurang lebih seperti ini:

👨: Jadi, mbak yang suka nangis kalau malam? 

👰: Iya mas, saya susah kalau misalnya malem-malem mau nyisir rambut, kadang ketarik soalnya udah kepanjangan jadi kusut. Saya sering minta tolong buat creambath tapi orang-orang pada takut...

Tapi coba bayangkan rasanya jadi itu kuntilanak, udah dipanggil-panggil, eh pas datang diusir. Kalau saya sih pasti bete.

Itu baru satu video live tiktok. Saya kalau nonton mah nggak cuma satu hehehe.


video hantu di tiktok dan youtube

Video Berburu Demit di Youtube 

Video perburuan dedemit di Youtube biasanya punya konsep yang berbeda dengan tiktok. Video perburuan dedemit umumnya didominasi oleh satu figur tokoh utama--biasanya sih yang punya channel. 

Biasanya nih perburuan dedemit dilakukan dalam kelompok lebih kecil ketimbang di tiktok, dan nggak bawa-bawa HT buat monitor kaya anak pensi. Perburuan ini biasanya dilakukan di bangunan tua, air terjun, dan tempat-tempat angker. Sebelumnya mereka bakal menceritakan background story si bangunan angker tersebut. 

Tentu saja video latar belakang bangunan angker ini akan dilengkapi dengan efek hitam putih layaknya televisi kuno, narator yang bersuara berat, dan sesekali ada backsound yang menghasilkan nuansa horor. Kadang ada tulisan di pojok: "gambar hanya illustrasi". 

Terus sesampainya di bangunan tersebut, mereka biasanya akan merekam footage di depan si bangunan angker. Bukannya menunjukkan keseluruhan bangunan angker, kameramen biasanya akan lebih fokus pada si pemilik channel yang sedang memberikan intro. Sesekali si pemilik channel akan memelankan suara atau memasang wajah khawatir, tapi teteup abis itu "YUK KITA MASUK" 

Serasa nonton acara rumah-rumah gemes di Trans TV yang tayang sabtu sore tahun 2000-an, ceunah.

Nah perbedaannya dengan tiktok, di Youtube biasanya para pemilik channel akan berusaha untuk berkomunikasi dengan para makhluk halus. Entah itu dengan membawa medium atau malah kadang tiba-tiba ada yang kesurupan. Terus nanti videonya goyang-goyang dan saya berhenti nonton karena pusing. 

Sebel. 

Yang bikin saya kadang suka ngakak kalau nonton orang kesurupan adalah, pembawa acaranya masih berusaha nanya: "KAMU SIAPA???" terus si orang yang kesurupan akan meraung raung. Saya ngeliatnya persis kaya saya kalau menjelaskan kepada Bob, kucing saya, kalau makan itu ngga harus 5 kali sehari. 

Mari kita simak persamaannya:

😾: MEONG! MEONGGG! MEOOONG!!!

🦲: BOB, TIDAK! KAMU SUDAH MAKAN!

😾: RRRRR NGOOOONGGG MEONGG!!!

🦲: TIDAK BOB, KAMU NGGA BOLEH MAKAN LAGI!!!

😾: MEOOOONGGGGGGG!!!!

dengan

👻: RRRRRRRRRRRRR

👤: KAMU SIAPA! KENAPA KAMU MASUK-MASUK KE BADAN TEMAN SAYA!!!!

👻: RRRR AING MAOOOONGGGGG!!!

👤: KAMU SIAPAAA????

👻: RRRRR PERGGGGYYYYY KAMOOOO DARRRRRI SINNNIII 

Pertanyaan kamu siapa berkali-kali ini jujur bikin bete juga sih. Nanya-nanya nama mulu kaya mau ngajak kenalan, pas udah kenal diusir-usir. Ngga beda jauh sama kamu yang bungkus dikosan eh pagi-pagi sayanya ditendang keluar. HA.

Hal lain yang bikin saya sebel juga dengan video berburu hantu ini, biasanya mereka panik dulu kalau ada yang kesurupan. Harapan dan cita-citanya berburu hantu di tempat angker apa sih? Dapet doorprize? 

Jadi balik lagi, apa yang saya pelajari setelah nonton video pemburu hantu di Tiktok dan Youtube? Jawabannya nggak ada. Kalau mau belajar mah saya ke sekolah. Tontonan video pemburu hantu akan tetap jadi favorit saya sampai nggak tahu kapan karena menghibur jiwa-jiwa saya yang lelah melihat hal-hal saintifik. Kadang saya cuma pengen buka youtube dan liat orang kesurupan.

Sekian dan tolong jangan santet saya.

Girl Power! Tradisi Dukun Perempuan di Dunia

4 comments
Dukun Perempuan di Seluruh Dunia

Hai sobat racun, balik lagi di ((rubrik)) racun klenik asuhan kak Juna. 

Kemarin saya habis nonton beberapa drama korea yang temanya adalah Mudang atau dukun di Korea. Inget, mudang ya, bukan madang. Itu mah kegiatan saya setiap saat.

Tentu saja karena saya kepo soal mudang, jadi saya coba baca-baca soal perdukunan di luar negeri. Hasilnya ternyata ada banyak kegiatan perudkunan di luar negeri yang dilakukan oleh perempuan lho! Girl power!

Dukun juga nggak selalu berkonotasi negatif. Dukun yang dimaksud disini menjalankan banyak hal, mulai dari ritual pembersihan diri, mengusir setan sampai membuat obat. Di beberapa culture, keberadaan shaman atau dukun ini merupakan bagian dari kebudayaan dan praktek relijius masyarakat.

Tradisi perdukunan atau shamanism memang ada dimana-mana. Jadi bukan hanya di Indonesia aja yang banyak dukunnya. Shamanism dan witchcraft ini juga tentunya ditentang habis-habisan oleh para pemuka agama, karena biasanya nggak sesuai dengan ajaran agama. Tapi dari tahun ke tahun, para penggiat tradisi perdukunan ini tetap lestari.

Selain itu, keberadaan dukun perempuan juga perlahan mulai menghilang tergerus kebudayaan yang patriarkis. Walau begitu, masih ada kok para perempuan hebat yang melanjutkan tradisi turun-temurun mereka sebagai seorang Shaman

Nah, berikut saya coba ceritakan beberapa budaya perdukunan yang dilakukan oleh perempuan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. PS: ada banyak penelitian antropologi yang membahas soal ini lho. Kalian bisa cari jurnal-jurnalnya untuk tahu lebih banyak soal kebudayaan female shamanism ini.


Mudang/   Manshin – Korea

Dukun Perempuan merupakan hal yang biasa di Korea, bahkan ada banyak drama korea yang mengangkat kisah kehidupan Mudang ataupun Manshin. Mitosnya, para dukun ini mendapat kekuatan dari  Sungmo (Holy Mother). Nah di bebreapa daerah, Sungmo juga dikenal dengan nama Daemo, Jamao, Sinmo, dan Nogo. 

Sungmo ini tadinya dipercaya adalah seorang tuan putri bernama Ahwang Kongju yang kemudian  berubah menjadi dewi. Tuan putri ini bisa menyembuhkan dan memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Kemudian lahirlah para Mudang yang melanjutkan kekuatan sang putri. Makanya Mudang menggunakan baju berwarna merah dan emas karena mengikuti baju Putri Ahwang Kongju ini.

Ada dua jenis mudang, yaitu Kangshinmu atau mudang yang memang dididik untuk menjadi mudang karena ‘terpilih’ atau dirasuki oleh roh tertentu, dan ada juga yang disebut dengan Seseummu atau shaman karena keturunan.

Sebenarnya ada juga Mudang laki-laki. Namun biasanya mereka disebut dengan Sana Mudang atau Baksu untuk membedakan dengan mudang perempuan. Saat ini banyak Mudang atau Manshin yang membuka “praktek” di perkotaan dan tentu saja menyelesaikan masalah-masalah yang keduniawian seperti perjodohan, pembersihan rumah baru, dan lain-lain.


Ayahuasca Noma – Peru 

Peru termasuk negara yang paling berbahaya untuk perempuan nomor 2 di Amerika Selatan. Di negara Peru sendiri, masyarakatnya memang cenderung male-dominated society, padahal ada salah satu culture Female Shamanism yang terkenal sekali yaitu Ayahuasca Noma atau Medicine Woman.

Untuk bisa menjadi Ayahuasca Noma, seorang wanita harus melalui diet ketat, berbagai macam tes dan rintangan, serta tidak minum alkohol dan tidak melakukan aktivitas seksual, bahkan tidak memiliki hubungan percintaan dengan orang lain. Tugas Ayahuasca Noma adalah menjadi perpanjangan Ibu Bumi dengan menyalurkan kekuatan berupa “feminine energy” kepada pasiennya.

Sebenarnya laki-laki juga bisa menjadi penyembuh. Namun karena elemen keibuan dalam pekerjaan Ayahuasca Noma, maka para pria pun harus mempelajari mengenai pengobatan dengan feminine energy. Penyembuhan dengan Ayahuasca juga merupakan tradisi turun temurun yang semakin sulit dilakukan sejak populernya tanaman yang unik ini.

Ayahuasca sendiri sebenarnya adalah tanaman yang tumbuh di Amerika Selatan. Tanaman ini punya kandungan psychoactive dan seringkali digunakan sebagai minuman dalam tradisi perdukunan untuk membersihkan jiwa seseorang. Konon setelah mengonsumsi Ayahuasca dalam ritual yang dilakukan Ayahuasca Noma, seseorang bisa mendapatkan vision terkait kehidupan dan alam semesta.

Praktek Ayahuasca Noma menggunakan Ayahuasca ini disebut juga dengan entheogen yang berarti generating the divine within atau membangkitkan keistimewaan di dalam diri. Biasanya enteogen ini bisa berupa Peyote, Psilocybin, Jamur Amanita Muscaria, dan Ayahuasca. Bagi kalian yang menggemari serial Supernova dari Dewi Lestari, pasti sudah familiar dengan nama-nama yang saya sebutkan barusan 😊

Tradisi Dukun Perempuan


Babaylan – Filipina

Di Filipina, terdapat profesi Babaylan atau Balian/ Katalonan (tergantung daerahnya). Babaylan ini merupakan dukun dari berbagai macam etnis di Filipina dan memiliki keahlian untuk berbicara dengan roh, baik roh orang yang sudah mati ataupun roh di alam. Babaylan biasanya adalah perempuan atau laki-laki yang feminin, dikenal juga dengan istilah asog atau bayok.

Tugas babaylan seperti dukun lainnya, dia berfungsi menjadi medium dari roh halus yang dipanggil dan juga melakukan pengobatan. Setiap Babaylan memiliki kemampuannya masing-masing untuk melakukan pemanggilan roh. Selain melakukan pemanggilan roh, Babaylan juga melakukan pengobatan untuk penyakit spiritual.

Kultur Filipina zaman dulu percaya pada adanya dualisme jiwa atau yang kita kenal juga dengan twin soul. Jadi setiap orang memiliki dua jiwa, yaitu jiwa yang hidup/ ginhawa alias badan kita sendiri, dan jiwa astral/ kalag yang bisa berjalan ke dunia spirit. Nah, kalau yang sakit Ginhawa, maka berobatnya normal nih ke dokter. Tapi kalo yang sakit kalag, maka berobatnya ke Babaylan.

Babaylan juga bisa meramal dan membuat ramuan ataupun jimat. Hanya saja, beberapa Suku seperti Suku Manobo di Filipina memisahkan antara penyihir dan Babaylan. Kalau penyihir itu mendapatkan kekuatan dari mantra ataupun benda bertuah, kalau Babaylan itu meski tidak punya kemampuan sihir namun bisa berkomunikasi dengan dunia roh.


Dukun Pangkeng – Betawi

Dari negeri sendiri ada Dukung Pangkeng / Tukang Pangkeng / Rangkeng, yang berasal dari Betawi. Pangkeng sendiri berarti kamar atau ruangan yang ada di dalam rumah. Tugas dukun pangkeng adalah melakukan upacara Mangkeng untuk menangkal hujan dan menyukseskan acara.

Dukun pangkeng adalah perempuan. Tugasnya adalah duduk di dalam pangkeng pendaringan atau kamar tempat menyimpan nasi/ beras. Sepanjang melaksanakan tugasnya dukun pangkeng harus berpuasa dan tidak boleh mandi. Puasanya dukun pangkeng ini unik, karena dia harus puasa di pangkeng pandaringan tempat dia bertugas, tapi boleh makan dan minum di rumahnya sendiri pada waktu tertentu.

Uniknya, dukun Pangkeng nggak hanya diam di tempat bertugasnya. Dukun Pangkeng juga bertugas mengatur hadiah yang dibawa undangan acara, atau mengatur mulangin alias besek yang akan dibawa tetangga. Dengan kemampuan spiritualnya, Dukun Pangkeng akan membuat makanan yang dimakan tamu menjadi sangat enak meskipun hidangan yang disajikan ala kadarnya.

Waw, apakah di rumah saya ada dukun pangkeng? Kok saya kalau makan enak terus *kabur*

 

Female Shamanism

Sebenarnya masih banyak lagi cerita para dukun perempuan dari seluruh dunia yang menarik untuk diceritakan disini, tapi nanti post-nya jadi terlalu panjang. Kalau kalian tertarik buat tahu lebih banyak soal perdukunan di seluruh dunia, boleh komen di bawah supaya Mbak Arum nyuruh saya nulis lagi ya.

 Salam olahraga!

Ikoy-ikoy, tren untuk berbagi atau meminta-minta?

14 comments

ikoy ikoy

"Kak, main ikoy-ikoy-an yuk!"

Buat pengikut instagram influencer Arief Muhammad, pasti tahu lah ya ikoy-ikoy-an. Tapi buat yang nggak ngikutin, pasti juga tau lah buset viral banget ini tu! Om Aji Sukma sampai cari game ikoy-ikoy di Appstore. Duh tulung, om!

Nah, saya mau jelasin dikit nih tentang ikoy-ikoy ke om Aji dan kalangannya. Jadi, ikoy-ikoy-an ini adalah sejenis giveaway yang diadakan oleh mas Arief. Cara mainnya, follower mas Arief tinggal DM saja sedang ingin atau butuh apa. Nanti kalau mas Arief berkenan, DM akan di-capture dan di-post di story mas Arief, dan permintaan akan dikabulkan. 

Contoh:
🙍: "Mas, aku kepengen skincare biar glowing!"
💂: "Oke, Ikoy! Transfer ke mbak itu 2 juta ya untuk beli skincare!"

👤: "Aku belum pernah makan burger."
💂: "Ikoy, kirimin burger buat mas itu sekeluarga ya!"

Ikoy ini sebenarnya adalah nama asisten mas Arief. Karena mas Arief sering nyebut Ikoy, akhirnya netizen menyebut aktivitas ini dengan nama Ikoy-Ikoy-an. Untung namanya Ikoy. Enak nyebutnya. Coba kalau asistennya Joaquin Phoenix. Wah, kesrimpet tuh lidah netizen.


"Wah, bagus dong berbagi!"

Iya, awalnya bagus ketika masih di instagram mas Arief saja. Tapi ikoy-ikoy-an mulai menyebalkan ketika netizen mulai meminta, eh bukan, (( MENUNTUT )), akun-akun lain untuk melakukan hal yang sama. Padahal nggak semua orang kondisinya sama. Nggak semua orang itu punya sponsor ikoy-ikoy, kaya-raya dan sedang longgar keuangannya. Dan juga yang banyak dilupakan, nggak semua orang punya asisten yang namanya Ikoy. Saya punyanya kucing namanya Jimbeam. Dan Jimbeam nggak bisa disuruh transfer atau beliin burger, jadi saya nggak bisa main Jimbeam-Jimbeam-an.

anjing laut ikoy koy

Nggak usah akun ber-follower banyak. Bahkan saya yang itungannya rakyat jelata tapi keren yang akun instagram @racunwarnawarni follower-nya cuma 20k, juga kebagian kebanjiran DM netizen, "Kak, ikoy-ikoy dong, kak!" Tiga harian saya dibombardir DM ngajak main ikoy-ikoy. Saya update apapun balesnya ngajak main ikoy-ikoy. Ngomongnya ngajak main, tapi nggak mau gantian. Pokoknya harus yang ngajak yang dikasih, dan harus saya yang sebar-sebar duit mbuh duit siapa. Semacam ngajak main petak umpet tapi saya terus yang disuruh jaga. Kok apes ya?

Mereka bahkan nggak tanya, kondisi saya saat itu bagaimana? Apakah saya sedang membutuhkan sesuatu? Apakah saya punya dana berlebih untuk dibagi-bagikan? Nggak. Nggak mau tau. Nggak peduli pokoknya ayo ikoy-ikoy Arum harus sebar duit terserah duit dari mana nggak peduli Arum lagi nggak punya duit nggak peduli Arum lagi keluar banyak duit karena keluarga Arum sedang kena Covid pokoknya ikoy-ikoy kalau nolak namanya pelit!

Beneran lho, ada yang ngatain saya pelit karena nggak nanggepin ajakan (( MAIN IKOY-IKOY )). Influencer Abel Cantika juga dikatain "tidak dermawan" karena menolak main ikoy-ikoy. Dan nggak tau siapa lagi yang dimaki-maki netizen karena menolak ikutan ikoy-ikoy. Seakan-akan sedekah cuma bisa lewat ikoy-ikoy. Nggak mau ikoy-ikoy berarti berdosa banget calon bahan bakar neraka dan layak dicaci maki netizen.

Mintanya nggak malu-malu pula. Minta dengan memaksa ke orang yang nggak menawarkan (kalau cuma minta ke mas Arief yang memang menawarkan sih nggak masalah ya!). Yang diminta juga bukan barang kebutuhan pokok. Yang minta-minta juga orang yang sehat, masih mampu bekerja, dan tidak benar-benar butuh. Salah seorang sepupu saya, bapaknya kena covid dan dia update kondisi bapaknya di rumah sakit di IG story. Dan tepat di story soal bapaknya masuk rumah sakit, kok ya ada orang yang reply, "kak ikoy-ikoy dong! Bismilah dua juta."

Apa tidak terpikir ya kalau keluarga sakit itu butuh banyak biaya, pikiran, tenaga, dan waktu? Apa tidak tergerak untuk menyampaikan penghiburan semoga bapak lekas sembuh, seperti mahluk sosial pada umumnya?

Lama-lama jadi banyak yang berpikiran, ikoy-ikoy ini nggak mendidik blas! Menciptakan mental-mental pengemis dan begal online

jimbeam racunwarnawarni

Kondisi setiap orang beda-beda. Nggak semua orang kaya raya tujuh turunan delapan tanjakan, dan bisa dengan gampang transfer 5 juta cuma untuk netizen yang pengen laptop baru. Saya sendiri, karena memang uang saya terbatas, jadi saya harus memikirkan benar-benar kemana uang saya disalurkan. Keluarga saya sendiri sedang butuh. Lalu di desa dekat rumah saya masih banyak juga orang yang, boro-boro mikir pengen skincare atau burger, wong buat makan nasi saja diirit-irit. Saya lebih ikhlas uang saya dialokasikan ke orang terdekat dan orang yang lebih membutuhkan dulu. 

Tapi dengan segala keributan ikoy, saya pikir kalau saya diberi rejeki lebih dan keluarga saya sehat semua, saya tetap nggak mau ikut ikoy-ikoy. Karena ya itu tadi. Nggak mendidik dan malah membentuk mental pengemis online. Ikoy-ikoy memang bukan cara saya bersedekah.

Sedekah itu urusan pribadi sih. Cara masing-masing orang juga beda-beda. Ikoy-ikoy mungkin adalah cara mas Arief untuk berbagi. Tapi nggak bisa dipukul rata semua harus begitu. Beda orang beda cara, beda kemampuan, beda prioritas.


Dan nggak tau ya, menurut saya pesan yang hendak disampaikan permainan ikoy-ikoy ini nggak nyampe ke masyarakat. Mas Arief sendiri pernah nulis di IG story-nya, "Ikoy-ikoy adalah tentang berbagi". 

Tapi orang-orang sama sekali nggak terinspirasi berbagi, malah terinspirasi meminta-minta.

Susuk vs Buka Aura

3 comments


Melanjutkan artikel mega bintang di Racun Warna Warni beberapa waktu yang lalu seputar susuk, banyak pertanyaan yang masuk seputar yang ((gaib-gaib)). Padahal sebenernya udah dijelasin kan kalau keberadaan susuk itu sama sekali nggak gaib karena udah ada di jurnal kedokteran.

Mungkin karena banyaknya cerita simpang siur seputar susuk ini, jadi banyak juga yang menyamakan antara susuk dengan pengasihan atau media-media lainnya, misalnya kayak buka aura. Nah buka aura ini agak unik, karena konon nggak membutuhkan media apapun. Jadi kita cuma jadi seperti punya inner beauty yang berlebihan begitu lho. 

Biar enak diskusinya, sebelumnya coba baca dulu artikel ini: Susuk, Ngefek Nggak Sih?

Buka Aura

Buka Aura

Buka Aura ini sebenarnya case yang unik. Banyak yang bilang buka aura ini bukan prosedur gaib melainkan upaya healing dari dalam. Jadi konon, aura manusia itu sebenarnya cerah, namun bisa tertutup apabila ada masalah seperti stres, khawatir, sering berbohong dan lain-lain.

Pantes saya waktu kecil tampilannya suram, mungkin karena aura saya ketutup efek sering nilep kembalian pas ke warung.

Nah buka aura ini sebenarnya bisa dilakukan dengan cara religius, misalnya dengan rajin berdoa, rajin sembayang, dan melakukan banyak kegiatan positif lainnya. Perkaranya, nggak semua orang bisa rajin berdoa hahahaha *kemudian ngaca* 

Jadi kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh para dukun pegiat spiritual untuk membuka jasa demi mencari sesuap nasi. Iya, pegiat spiritual juga butuh makan guis, soalnya menyan sama minyak safron nggak bikin kenyang.

Konon efek dari buka aura ini dapat menambah daya tarik, membuat kita jadi punya banyak energi positif yang bikin orang-orang tertarik, jadi lebih pede, pokoknya jadi shine bright like a diamond begitu. Saya sih bayanginnya jadi kaya lampu LED gitu di sekeliling kita hahaha.

Saya ada sedikit pengalaman soal buka aura ini. Jaman kuliah dulu, saya pernah ditawari teman saya ikut buka aura. Prosesinya waktu itu cukup mudah, intinya kita dimandiin pake air bunga dan wangi-wangian sambil dibacakan doa. Ini tempatnya lumayan rame dan berhubung saya anaknya takut kebakar pas dibacain males mandi, jadi saya mah ngeliatin aja.

Konon prosesi buka aura ini berbeda di tiap wilayah, menyesuaikan agama dan kebiasaan setempat, tapi intinya adalah melakukan hal-hal yang bikin kita terlihat positif di mata orang lain.

Tapi…. Ada tapinya nih teteup.

Sama kaya susuk. Banyak juga yang ngakunya buka aura, tapi malah dimasukin sesuatu ke dalam orangnya. Biasanya berupa khodam atau pengasihan, sehingga konon ketertarikan orang itu muncul bukan karena auranya tapi karena pengasihannya heuheuheu.

Cara tahunya gimana, itu buka aura beneran atau pengasihan yang pake gaib-gaib? Gampang. Kalau habis buka aura kalian jadi bisa liat jin, konon berarti itu pengasihan. Karena katanya, katanya nih ya…. Kita bisa liat jin kalau kita ketempelan jin. Kalau buka aura yang beneran buka aura doang, katanya nggak bakal bikin kita bisa liat jin karena nggak ditempeli apa-apa. 

Mohon maaf itu jin apa koyo, kok pake nempel2 segala??


Buka Aura vs Susuk

Kalau ditanya mending mana, buka aura atau susuk, tentu saja dua-duanya ada pros dan cons-nya masing-masing. Tapi kalau saya boleh yuyur mending duitnya buat beli skincare.

Makanya mending kalian baca aja: Review Skincare Racun Warna Warni

Buka aura prosedurnya lebih gampang dan ngga pake resiko die hard alias matinya susah. Cukup dengan doa-doa dan mandi, cling wajah bersinar. Cuma rugi gak sih, kalau harus ke orang lain buat mandi dan didoa-doain? Mending mandi sendiri terus doa sendiri (pelit mode on)

Mana kalo sehari-harinya berperilaku tidak religius kayak saya contohnya, ya gak yakin juga abis berdoa terus auranya kebuka gitu wkwkwk

Udah gitu, aura itu sifatnya bisa berubah-ubah kapanpun sesuai kondisi kita. Jadi kesimpulannya, hasil buka aura itu nggak bisa permanen. Kalau abis buka aura kitanya blangsak lagi, ya bubarlah. Say bye bye ke uang anda.

Susuk prosedurnya lebih sulit. Udah gitu bisa terdeteksi x-ray dan rontgen yang berpotensi membuat kita dijulidin para nakes yang ngambil x-ray dan rontgen wkwkw. Kalau apes, berpotensi viral juga. Tapi konon, susuk hasilnya jauh lebih kelihatan daripada hasil buka aura. Ini karena memang susuk mirip kaya ((vitamin)) untuk memancarkan aura kita.

Jadi mudahnya, kalau buka aura itu kaya sinyal operator yang langsung kenceng. Sementara susuk kayak sinyal operatornya itu biasa aja, tapi mendirikan BTS dimana-mana. Kalian tinggal pilih mau pake operator yang mana.


Nah dalam hal gaib-gaiban begini tentunya nggak ada yang eksak seperti sains ya. Semua kembali ke pemahaman dan kepercayaan masing-masing. Kalau saya sih percaya saya cantik tanpa susuk dan buka aura. Ngga apa-apa kalau kalian nggak percaya, namanya juga kepercayaan, kan bebas.

Sekian edisi IPK (ilmu pengetahuan klenik) hari ini, saya mau zoom meeting dulu sama sesama manajer elit global. Salam olahraga!