Sebenernya hari ini mau publish semacam catatan random lagi. Tapi ternyata nggak boleh sama suami, karena walau saya sebenernya nulis bukan buat nyindir siapa-siapa, ternyata tulisan saya yang akan saya terbitkan tersebut beresiko tinggi menyebapkan wabah ke-geer-an. Hih... Kesel sih, udah nulis capek-capek juga.

Saya sendiri nulis nggak bermaksud menyindir, pun saya kalau nulis nggak pernah tuh pakai bahasa kasar. Tapi memang ide nulis saya banyak terinspirasi dari aktivitas/ fenomena/ obrolan di sekitar saya. Saya rasa terispirasi beda ya dari menyindir. Tergantung persepsi orang yang baca. Makanya mandi dulu sebelum baca blog saya, biar hati bersih dan kepala dingin #nyuruhsuamimandi. Kalau kamu, ide menulisnya dari mana?

Ya sudah lah, posting sampingan dulu lah ya, review make up. Jadi ini sebenernya yang nggak sampingan di blog ini yang mana?


Jadi pernah lah pada suatu waktu saya selalu merasa nggak punya lipstik. Padahal kalau diitung-itung tube lipstik yang saya punya ada kali kalau cuma tiga puluhan #kibasjari #mencibirmanja. Tapi rasanya kalau mau foto-foto selfie alay gitu selaluuu kekurangan lipstik. Misal pengen selfie dengan nuansa warna pink yang ada hint ungunya setitik. Lalu cari-cari di meja rias. Adanya ungu dengan hint pink. Lalu menyadari bahwa saya nggak punya lipstik warna pink dengan hint ungu. Kemudian kepikiran deh pengen beli. Besoknya gitu juga dengan warna oranye hint lembayung, merah bata hint coklat, dan lain-lain. Wahai dewa gradasi warna. Kenapa kaw kreatip cekaliii?!

Ya sudah lah daripada saya galaw-galaw enggak mutu dan berboros-boros beli berbatang-batang lipstik, baiklah saya mulai berinvestasi pada palet lipstik. Ehjieeee inpestasiiiii! Memang yah palet lipstik begini tuh nggak touch-up-able dan nggak telat-able. Kurang praktis karena makainya harus pakai kuas. Dan nggak bisa buru-buru pakainya karena ya berasa susah aja sih harus cowel dulu pakai kuas lalu oles ke bibir kuasnya. Nggak secepet kalau langsung oles ke bibir dari bullet lipstiknya.


Yang saya pilih sebagai investasi jieeeee pertama saya adalah Wardah Lip Palette Pinky Peach. Kenapa Wardah? Karena harganya murah dan lipennya Wardah tuh terkenal kualitasnya bagus. Saya yang bikin terkenal ya, pada review yang ini, ini, dan curhat yang ini. Kenapa pilih varian yang Pinky Peach? Karena warnanya tuh anak muda banget, kayak saya. Tapi saya juga pengen lah suatu saat dikasih yang Chocoaholic dan Perfect Red juga. Iya, yang saya bold adalah bagian yang penting dan menjadi inti paragraf ini.

Wardah Lip Palette ini memang murah meriah. Cuma dengan duit Rp.60.000 kita sudah bisa bawa pulang 8 warna lipstik, beserta wadah paletnya yang sleek dan berkesan nggak murahan, kaca yang besar pada bagian tutup wadahnya, serta kuas untuk mengaplikasikan. Tapi ya kualitas kuasnya gitu deh ya. Buat saya nggak bisa dipakai sama sekali. Soalnya nggak enak, terlalu kaku dan terlalu kecil.

Jadi untuk kuasnya, saya ganti dengan kuas seperti ini nih:


Kuas sintetis, dengan bentuk yang pipih melebar. Nggak letoy kayak kuas eyeshadow tapi juga nggak kaku-kaku banget kayak kawat. Jangan tanya saya beli dimana. Saya pun lupa. Yang jelas ini bukan kuas mahal. Nggak ada merknya kok.


Dalam satu palet lipstik ini, tersedia 8 warna yang masing-masing warnanya sebenarnya bisa kita beli satuan dengan bentuk tube/stick. Ada tujuh Exclusive Lipstick dan satu Matte Lipstick. Tapi nggak ada yang varian Long Lasting. Untuk komparasi berbagai varian lipstik Wardah silahkan baca tulisan saya yang ini.

Kalau beli palet begini kekurangannya jelas nggak praktis dalam pemakaian yak. Tapi kelebihannya kita jadi punya banyak warna lipstik dalam sekali beli. Dan juga enak kalau mau mencampur warna yang satu dengan yang lain. Tinggal cocol kuas di mari lalu cocol di ono gituh.

Untuk tekstur, dia creamy kayak lipstik biasa, tapi tenang aja nggak jembemblek kok. Saat dipakai di bibir tuh cenderung lebih sheer daripada versi tube-nya. Ya mungkin karena harus diangkat pakai kuas ya, nggak dioles langsung di bibir, jadi pigmen wana yang terambil dikit.

Tips pemakaian:

1. kalau mau dapetin warna yang opaque, jangan ragu-ragu untuk mencolekan kuas ke lip palette dengan cara yang bar-bar, tidak usahlah kau memikirkan keanggunan dulu saat mencolek palet ini. Bener-bener bejek aja, dicuwek. Memang bentuknya jadi jelek, tapi dibibir jadinya cantik. Nggak usah disayang-sayang lah bentuknya. Beli make up kalau nggak dipakai buat apa lagi? 
2. Selalu lap kuas dengan tissue setelah pemakaian. Biar apa? Biar ketika kuas kita letakkan di paletnya, sisa warnanya nggak pating clepret dan mengotori wadahnya. Lalu juga biar saat digunakan lagi, warnanya nggak bercampur baur nggak karuan.

Menurut saya, warna-warna yang ada di palet Pinky Peach ini adalah warna-warna best seller-nya lipstik-lipstik Wardah. Ya itu menurut saya aja sih berdasarkan hasil perkepoan saya di jagad beauty blog. Warna-warna tersebut di atas adalah warna yang paling banyak di-review bentuk satuannya. Dan menurut pendapat saya lagi, pilihan warnanya memang bagus-bagus dan wearable buat daily, kencanly, sampai kondanganly.

Apalah artinya review lipstik tanpa di swatch di bibir. Pasti yang baca berasa kentang kan ya? Kayak udah mau orgas...eh...bersin tapi nggak jadi. Baiklah maka saya menyempatkan FOTD dan LOTD. Ini foto udah agak lama ya. Makanya poni saya masih model polem. Sekarang poni saya udah rata model poni Dora Cleopatra.




Warna pertama adalah Sugary Pink. Ini warna warm pink yang jadi favorit khalayak ramai. Katanya kalem dan ngga neko-neko. Tapi saya kurang demen sih ya. Saya menyebut pink ini sebagai pink ibu-ibu. Kenapa saya nggak suka warna ibu-ibu? Apakah jauh di kedalaman jiwa ini saya sesungguhnya adalah bapak-bapak? Ya apalah, pokoknya saya nggak demen amat sama warna ini.



Saya pernah punya ini versi stick-nya, tapi sekarang sudah nggak ada, beruntung sempat saya review di sini. Seperti yang saya bilang pada review saya yang lalu, walau namanya Gorgeous Pink, tapi ini warnanya sebenernya lebih condong ke oranye. Ini adalah warna oranye-peach  yang menyaru menjadi pink. Jujur aja saya suka warna ini buat foto-foto, tapi kurang suka kalau dipakai harian. Karena saya jadi kelihatan dekil kalau dilihat secara nyata. Saya bingung sebenernya, kenapa saya kalau pakai blush on warna peach ke-oranye-an jadinya cakep, tapi kalau pakai lipstik warna tersebut jadinya dekil? Apakah ini hanya perasaan dek Arum saja karena sebenernya saya pakai warna apapun dekil?



Kalau Peach Brown ini adalah warna coklat dengan hint peach yang kesannya natural banget. Nggak nude sih, kurang pucet sikit untuk selera saya, tapi ya boleh lah kalau lagi bosen sama warna andalan yang gini-gini saya jadiin selingan. Tapi saya kasih tau aja yah, dulunya saya menganggap warna ini pun warna ibu-ibu. Coklat ibu-ibu. Tapi sekarang saya malah lumayan suka. Mungkin perlahan tapi pasti sifat keibuan dalam diri saya mulai terbentuk.

• Murah. Rp.60.000,- saja udah dapet delapan warna lipstik dengan kualitas yang lumayan bagus, dan kalau mau beli gampang karena konter Wardah tuh teng tlecek.
• Warnanya pada palet Pinky Peach ini cakep-cakep dan jadi favorit banyak orang. Wearable juga untuk segala jurusan.
• Ketahanannya biasa banget. Kalau mau awet harus pakai tehnik pulas-blot-pulas-blot-pulas gitu terus sampek tua
• Harus pakai lipbalm yang bagus dulu sebelumnya, biar lipstik ini awet dan nggak pecah
• Kemasannya bagus, kacanya besar
• Kuas bawaannya cek-ecek. Mendingan ganti pakek kuas sendiri deh.
• Nggak praktis kalau mau dipakai touch-up

Bare Lips

Sugary Pink - Winter Pink Gorgeous Pink - Diva Peach Brown - Lavender Pink Lovers - Rossy Pink