Judul: Of Bees and Mist
Penulis: Erick Setiawan
Novel Terjemahan
570 halaman
Penerbit: Gagas Media
Saya memutuskan untuk membuka topik baru di blog saya ini, yaitu "book pick". Alasannya, karena saya lumayan sering baca buku, dan belum ada tempat untuk menuangkan perasaan saya setelah membaca suatu buku. Alasan lain, saya memang kepengen blog ini membahas hal-hal yang saya suka, nggak terbatas pada make up dan fashion. Mungkin suatu saat akan bertambah topik seperti Movie Pick, Blog Pick, Sexy-Hansome-Guy Pick, dan lain-lain :D
Saya nggak pede kalau mau bilang ini review. Karena tentunya bahasa yang saya gunakan nggak tingkat tinggi, dan saya juga kurang mampu kalau mengkritisi soal gaya penulisan anu pakai teori inu dll. Lebih tepatnya disebut book pick aja. Semacam rekomendasi buku yang menurut saya bagus. Siapa tau ada temen-temen yang galau pengen beli buku apa pada periode gajian ini.
Sebenernya saya agak-agak kapok beli novel terjemahan yang diterbitkan oleh Gagas Media. Soalnya saya pernah beli Novel Terjemahan terbitan Gagas Media, yaitu The Magicians (Lev Grossman), terjemahannya ampuuunn dah, parah! Jelek banget, nggak mudengin dan banyak banget typo-nya. Padahal novel-novel terbitannya yang ditulis oleh penulis Indonesia asli lumayan banyak yang bagus loh.
Tapi saya tetep beli karena saya tertarik liat nama penulisnya, Erick Setiawan. Bukan karena dia penulis terkenal. Ini bahkan adalah novel debutnya. Tapi karena penulisnya orang Indonesia. Orang Indonesia yang nulis novel dalam bahasa asing dan kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia :D.
Dan syukurlah, novel terjemahan yang satu ini terjemahannya enak dibaca. Meski ada sedikit typo (nama Daniel ditulis David), tapi nggak mengganggu. Tapi mestinya Gagas Media malu sih yaaa, penerbit segede itu masa nerjemahin novel pakek typo. Piuh!
Tokoh utama dan central dari cerita ini adalah seorang perempuan bernama Meridia. Pada novel ini kita akan dibawa untuk menyelami kehidupan Meridia dari masa kecilnya yang nggak bahagia, pernikahannya yang juga nggak bahagia, dan sampai kemudian akhirnya yang nggak bisa dibilang bahagia banget juga sih. Hehe..
Yang menarik dari cerita ini adalah karena banyaknya fantasi yang terlibat. Sihir, kabut, lebah, hantu, pasar yang aneh, dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya. Banyak yang bilang, novel ini mencampurkan antara konflik rumah tangga dengan sihir dan hehantuan. Tapi menurut saya sendiri, novel ini murni menceritakan tentang konflik rumah tangga. Ornamen-ornamen sihir dan hehantuan yang ada di dalamnya menurut saya hanyalah sebuah bahasa kiasan.
Contohnya nih, ayahnya Meridia yang pergi setiap malam diiringi oleh kabut kuning. Saya sendiri memandang kabut kuning bukan sebagai sihir, tapi semacam kiasan bahwa ada misteri yang melingkupi kepergian ayah Meridia. Lalu tanda-tanda perselingkuhan yang baru bisa terlihat setelah Meridia memukul bajunya dengan Kapak peninggalan Revena. Menurut saya juga bukan sihir. Itu kiasan bahwa Meridia dengan tekad baja dan keras hati berusaha mencari bukti. Lalu lebah-lebah yang digambarkan dalam novel ini, menurut saya adalah kiasan dari dampak mulut culas dan adu domba dari mulut beracun si tokoh jahat. Dan masih banyak lagi fantasi-fantasi seperti sihir, hantu, dan lain-lain, yang menurut saya adalah cara penulis menceritakan perasaan dan kondisi tokoh-tokohnya dengan bahasa kiasan.
Meskipun banyak fantasi di sini, tapi jangan salah sangka kalau ini adalah buku anak-anak yah. Ada terselip makian vulgar dan adegan ranjang, yang walau nggak ekstrim banget dan nggak banyak, tapi menurut saya ya tetep ini bukan buku anak-anak.
Hal menarik lainnya adalah nggak dijelaskannya setting tempat dan waktu oleh penulis. Kita harus bener-bener memainkan imajinasi kita untuk menerka di negara mana dan kapan kisah ini terjadi, nggak ada yang benar dan salah, wong namanya aja imajinasi. Budaya yang digambarkan kadang terlihat sangat kuno, tapi di satu sisi juga modern. Lalu sama sekali nggak ada clue yang menunjukan waktu/jaman. Nggak disebut-sebut kata mobil, telephon, dan barang-barang elektronik lainnya. Tapi budaya yang ada juga nggak digambarkan kuno-kuno banget.
Saya sendiri membayangkan setting tempat novel ini adalah suatu negara di Amerika Latin. Tapi kadang saya membayangkan ini India. Haha...mbuh lah! Memang nggak dikasih clue kok. Asiknya kita bisa memainkan imajinasi kita sendiri: tokoh-tokohnya ini dari suku dan ras apa, ada di negara mana, pada era apa, dan lain-lain. Mungkin buku yang kayak begini nih yang banyak bikin kecewa kalau difilm-kan. Soalnya imajinasi tiap orang kan beda-beda, imajinasi si pembuat film dengan imajinasi masing-masing pembaca buku sangat mungkin berbeda jauh.
Saya sangat menikmati buku ini. Sama sekali nggak membosankan. Konflik-konflik di dalamnya terbangun dengan apik, dan klimaksnya juga nggak mengecewakan. Saya sendiri suka takjub dengan kemampuan seorang penulis membangun konflik. Termasuk dalam buku ini, bikin saya takjub gimana perkembangan permusuhan antara tokoh protagonis dengan antagonisnya ditingkatkan dengan perlahan tapi pasti :D.
Saya juga suka bagaimana tokoh-tokohnya digambarkan. Meridia sebagai anak kecil yang teraniaya dan sebagai menantu yang teraniaya, dan akhirnya sebagai perempuan kuat yang mampu bangkit dan menentang semuanya. Tokoh Meridia ini bener-bener bikin saya lupa kalau penulisnya adalah laki-laki. Sebagai laki-laki, penulisnya bagus banget bisa menggambarkan dan masuk dalam tokoh Meridia yang perempuan. Mulai dari pola pikirnya, perasaan, sifat dan tingkah lakunya. Tokoh-tokoh perempuan dalam novel ini digambarkan dengan karakter kuat dan kesinisan yang khas perempuan, tanpa kehilangan kesan feminin-nya.
Tokoh Daniel, Eva, Malin, Elias, Gabriel, dan lainnya juga bisa bikin saya terbawa suasana, kasihan, bahkan geregetan dan mbanting buku :D. Lalu juga jalinan hubungan antar tokohnya yang nggak diduga juga jadi twist yang unik. Saya suka ketika tahu bahwa ternyata Patina adalah anu, Pilar adalah anu, dan lain-lain hehehe...
(Piye sih caranya cerita tanpa spoiler? Masa ya harus disensor mulu pakai kata anu? :p.)
Novel ini bolehlah jadi pilihan buat kamu yang pengen bacaan yang nggak berat, tapi juga nggak pasaran ceritanya. Baik cerita maupun cover-nya sama-sama menarik, layak dikoleksi!
-----------------------------------------------------------------------------------
ah, suka liat buku ini di rak sale. Next time mau beli ah. Anu ses, rubrik Sexy Handsome Guy Pick nya ditunggu banget. :D
ReplyDeleteBeli deh, ses. Ini bagusss. Mmm...kalau selera kita sama sih :D
Deletenail nya cakep mbak #salah fokus
ReplyDeleteBahahaa...tetep ya walau judulnya book pick yg masuk sini beauty junkie :D
Delete