Kalau saya ngomong "Cap Jae", pasti bayangan orang-orang tug langsung ke capcay ala chinnesse food yang isinya sebagian besar terdiri dari sayur mayur, dikasih ayam dikit, udang dikit, telur dikit dan berkuah. Kalau googling resep cap jae juga yang muncul selalu resep capcay ala chinnesse food. Padahal cap jae itu beda sama capcay. Makanya saya kasih label "ndeso" di belakangnya.
Cap jae ini memang makanan ndeso. Tapi jangan salah, walau ndeso nikmatnya tiada dua. Makanan ini nggak mahal dan nggak mengandung daging-dagingan, kecuali ditambahin sendiri ya. Tapi udah endeus banget lah.
Kalau di kampung saya di pinggiran Solo sono, dulu kalau sore ada embah-embah yang jualan makanan-makanan ndeso dalam bakul yang digendong. Sekarang sih bahkan di kampung saya udah nggak ada, apalagi di Jakarta. Sekarang kalau cari cap jae di Solo, bisa langsung ke pasar tradisional, atau kadang ada beberapa hik yang masih jualan cap jae ini, porsi mini dan dibungkus daun pisang.
Tapi nggak semua cap jae enak dan sesuai sama selera saya. Kebanyakan cap jae yang beredar saat ini udah nggak seenak dulu. Cap jae yang enak menurut saya tuh yang empuknya pas, gurih, sedikit manis, dan sedikit "basah" tapi bukan berkuah lho ya. Sedangkan cap jae yang banyak beredar sekarang itu keras, sama sekali nggak manis, cuma gurih asin aja bahkan terkadang hambar, dan kering.
Makanya saya cobak bikin sendiri. Tapi kemarin-kemarin ini saya coba-coba bikin belum pernah berhasil. Maksudnya berhasil adalah enak menurut standar saya. Cap jae bikinan saya sebelum ini sih kata orang lain yang makan enak, tapi kalau kata saya masih belum seperti cap jae enak yang saya mau. Udah putus asa aja rasanya bikin cap jae, berasa buang-buang tepung terigu aja. Tapi hari ini saya mentok banget kepengennya. Ditambah lagi dipamerin Tintaz kalau dia setiap pagi dibeliin ginian sama ibuknya T.T.
Hari ini memang hari keberuntungan saya. kali ini saya berhasil masak cap jae. Hurai!! Ternyata nggak susah, sodara-sodara. Cuma butuh latihan dan menemukan "tanganan" yang pas aja. Selama ini saya semacam belum konek gitu :D.
Berikut saya bagi resepnya:
Bahan "daging" cap jae:
- 6 sdm tepung terigu
- 1 butir telur ayam
- 1 siung bawang putih
- 1/2 sdt ketumbar
- sedikit garam
- sejumput soda kue
- air putih
- minyak untuk menggoreng
Bahan tumisan:
- 1 buah wortel, iris bulat tipis
- 1/4 bagian kol (kalau kolnya ukuran besar), robek-robek
- 1 batang daun bawang, iris halus
- 2 batang seledri, iris halus
- air putih
- minyak goreng untuk menumis
- bawang merah goreng
- 10 buah atau berapapun deh cabai rawit hijau, biarkan utuh
- boleh ditambah ampela-ati ayam yang digoreng lalu diiris-iris dan kembang kol (saya lagi nggak punya)
Bumbu tumisan:
- 2 siung bawang putih
- 2 butir kemiri
- bubuk lada putih
- garam
- gula jawa, dikit aja, disisir halus
- kecap manis
Cara memasak "daging" cap jae:
- uleg halus bawang putih, ketumbar, dan garam sampek halus
- kocok lepas telur
- campurkan terigu, soda kue, bumbu halus, dan telur sampai rata
- tambahkan air sedikit demi sedikit sampai mengental dan teksturnya kayak pasta. Jangan terlalu encer, konsistensinya kaya kalau kita bikin bakwan gitu deh.
- panaskan minyak goreng agak banyak
- goreng adonan sesendok demi sesendok, kayak nggoreng bakwan gitu. Penyet-penyet biar tipis. Nggorengnya pakek api sedeng aja, kalau apinya kebesaran ntar jadinya keras dan kurang enak.
- kalau sudah kecoklatan, angkat dan dinginkan
- potong-potong daging cap jae tebal memanjang, kayak di foto saya itulah
Cara menumis:
- uleg halus bawang putih dan kemiri
- panaskan sedikit minyak, lalu tumis uleg-an bawang putih dan kemiri tadi sampek harum
- masukin kol, wortel, dan daun bawang. Aduk-aduk sampai tercampur rata
- kasih sedikit air panas, jangan banyak-banyak airnya karena ini mau dimasak sampek air habis. Kalau airnya kebanyakan ntar sayurannya lonyot.
- gedein apinya, diemin sebentar
- masukin potongan "daging" cap jae tadi
- bumbui dengan garam, gula jawa, lada putih, dan kecap manis. Gula jawanya jangan kebanyakan karena kalau terlalu manis nggak enak, kurang gurih berasanya
- setelah airnya habis, matiin apinya
- masukin irisan seledri, campur rata
- angkat
- sajikan dengan taburan bawang merah goreng dan cabe rawit hijau utuh
Cap Jae ini biasanya dihidangkan bersama bihun jawa. Tapi enggak juga nggak papa, tetep enak kok dimakan sendiri. Cap jae juga kurang pas kalau buat lauk nasi, karena cap jae sendiri udah karbohidrat, masa buat lauk nasi?
Happy Weekend ;)
kayanya jawa sama korea kakak adek ya.korea ada juga cap jae (bihun goreng).
ReplyDeletekayanya enak nih cap jae ndeso,coba ahhh....
Menurutku bihun jawa jauh lebih enak daripada japchae tuh, mbak. Hehe... Dan cap jae ini bukan bihun, beda lagi :D
Deleteaku baru kenal makanan ini pas ikut netep di klaten,, emg enakkk ... hampir tiap pagi beli yang 1000an, dibungkusin daun pisang. hahaha
ReplyDeletetapi ya itu gak semua enak... yg tertentu2 aja yg enak :D
besok nyoba bikin ahh :D
Ya ampun, tambah kangen aku pulang, ses..
DeleteAku suka ditambahin kembang kol,brah.. biar sayurane tambah banyak :D
ReplyDeleteSama tambah telur diurak-arik. Wuenak puol.
Biasanya juga tak tambah kembang kol bra, sama ampela ati. Tapi lagi nggak unya. Hmm...telur oke bra kayaknya. Suk pakek telur ah..
Deleteditempat aku juga ada ses. tapi kalo ditempatku entah mengapa rata-rata hasil akhirnya warnanya pucet. ga kaya yang ses arum bikin itu kan rada coklat warnanya.
ReplyDeleteKalok yg pucet biasanya nggak manis, ses. Ini jadi coklat karena gula jawa & kecap.
Deletewahhh..akhirnya berhasil bikin cap jae nya.. selamaaaattt.. *pakein selempang Miss Universe 2014 Duta Cap Jae* ayeiyy!!
ReplyDeleteTerima kasih... Terima kasih... *dadah dadah ke arah penonton*
Deletekesukaan papaku bra, beli sewu entuk sak bungkus. Biasane beli 5, dimaem dewe mbek papa
ReplyDeleteAku juga beli 3 tak maem dewe bra :))
Deletekalo aku tak bumbu saos tiram mbak, iseng waton nyoba eeh ya gitu enak enak nggak enak... hihihiii...
ReplyDeleteSaus tiram di tumisannya ya mb? Enak ndak? Kok enak ga enak? :))
DeleteWaaah baru tau cap jae jowo beda ama capcay. Ini kayak yg sering dijual di pinggiran bringharjo bukan? Jadi pengen buat jugaa^^ #lapeeer
ReplyDeleteIyaaa, di pinggiran bringharjo ada. Tp skrg udah langka sih. Sama yg aku cicipin di bringharjo tuh rasanya kurang manteb. Hehe.. Ayo ses bikiinn.
DeleteAduhhh istri teladan ini bikin ngiler terus setiap saat lihat hasil masakannya.
ReplyDeleteLanjutkan!!! hahaha
btw mba Arum, aku nominasiin Sunshine Blogger Award yaaa ^_^
gratefulbeauty.blogspot.com/2014/04/sunshine-blogger-award.html
Tengkyu Lucyyy. Tar kalau selo aku ikutan main yak :3
DeleteLoh mbak, aku baru paham ini karepe adalah kekian ya? :p
ReplyDeleteHahaa..iya kekian. Tapi kalau kekian kan pakek daging. Ini enggak sama sekali :D
Deleteebuset kok pake gula jawa mba Arum? bukannya manis banget jadinya nanti? kalo di semarang ya pake gula garam biasa aja. kalo dsini ngomongnya kekian mba hehehe, tapi ya itulah maksudnya.
ReplyDeleteLebih sedep mba pakai gula jawa. Kasihnya dikiitt aja kaau takut kemanisan. Tapi ini emang cita rasanya manis sih. Kalau kekian itu "daging"nya semacam ini, tapi kayaknya nggak manis kan ya?
Delete