Sebelum masuk kepada bagian penting postingan ini, saya mau menjawab dulu lontaran pertanyaan tidak langsung yang tersirat dalam post salah satu beauty blogger kenamaan:
Sekarang, coba lihat potongan berita berikut:
Nah, sekarang silahkan direnungkan. Kalau Raffi Ahmad mainan handphone aja sebegitunya dimengerti sebagai sesuatu yang menarik sampai diulas di detikhot, kenapa acara tahun baruan tidak bisa dimengerti? Saya rasa, potongan berita tersebut cukup mewakili jawaban saya. Jadi, Jeng, tolong jangan dipertanyakan lagi esensinya apabila ada selebritis (selebritis?) bercerita soal tahun baruannya.
Jadi, selamat tahun baru semuanya. Tahun baru ngapain aja nih? Diliput detikhot, nggak? Saya tahun baruan pulang kampung ke Solo dan kemudian ke Jogja. Mungkin banyak yang belum tahu karena memang nggak dimuat di detikhot.
Jujur aja saya agak kecewa ketika saya pulang ke Jogja dan Solo. Soalnya tambah macet dan banyak mall baru. Di Jogja aja mau dibuka empat mall baru. Empat?! Saya nggak munafik, saya juga terkadang butuh nge-mall. Tapi saya memang bukan tipe orang yang ide bersenang-senangnya adalah nge-mall sih. Ya tetep butuh lah ada satu-dua mall di kota kecil semacam Jogja dan Solo, tapi ya sudah cukup. Nggak usah banyak-banyak dan berlebihan. Sekedarnya aja lah.
Kemacetan dan kembang api tahun baru di depan Plaza Ambarukmo, Jogja |
Hari-hari terakhir saya di Jogja, memang banyak dibangun hotel-hotel baru. Buanyak banget! Antara seneng dan miris. Seneng karena itu tandanya pariwisata di Jogja berkembang pesat. Tapi agak miris karena kerasa banget kalau Jogja semakin macet. Dan kebanyakan hotel-hotel tersebut nggak menyediakan tempat parkir yang memadai. Ruwet deh!
Ngomong-ngomong, teman saya ada yang kerja di salah satu hotel bintang 5 baru di Jogja. Katanya hotel tersebut selalu penuuhh. Bahkan tiga presidential suite yang di bandrol dengan harga hampir 20juta per-malem pun jarang kosong. Katanya sih yang nginep salah duanya adalah pengusaha tersohor endonesa dan pemilik perusahaan kosmetik terbesar seendonesa. Yang mana mencurigakan karena nggak terendus media kalau mereka ke jogja, jangan-jangan mau bangun emol-emol baru lagi tuh --". Oh iya, saya nggak mau nyebut nama. Soalnya tau sendirikan, walau sama-sama hot tapi ini blog bertemakan pendidikan, bukan web gosip macem detikhot #taelah #blog #bertemakan #pendidikan.
Yang terpikir oleh saya ketika ada wacana untuk mengembangkan pariwisata Jogja adalah pengembangan wisata seni dan budaya. Kan Jogja terkenal sama budayanya tuh. Atau malah mempermudah akses kendaraan umum ke wisata alam, semacam ke Kaliurang atau pantai-pantai di kota sekitar Jogja. Bukannya malah memperbanyak emol.
Mungkin banyak yang beranggapan, semakin banyak mall maka semakin maju suatu kota. Menurut saya sih enggak yah. Banyaknya mall nggak selalu jadi indikator kemajuan suatu kota, tergantung jenis kota dan karakter masyarakatnya. Bahkan di beberapa kota sudah mulai ada pembatasan pembangunan mall. Kabarnya jaman Jokowi masih di Solo, memang nggak segampang itu mau bangun mall. Karena ya terkait dengan kesejahteraan penduduk lokal, kemajuan UMKM, dll dll.
Kalau untuk Jogja sama kasusnya, menurut saya malah makin banyak penduduk lokal yang kehilangan kesempatan memiliki usaha mandiri dan tanah. Bayangin aja berapa luas tanah yang dibutuhkan untuk membangun satu buah mall dan hotel? Lalu sekarang, dengan semakin banyaknya mall, supermarket, dan sejenisnya, pasar tradisional dan warung-warung kecil milik penduduk jelas terabaikan. Orang lebih memilih belanja di pasar modern. Penduduk yang semula bisa memiliki usaha kecilnya sendiri, sekarang harus rela jadi karyawan di emol. Nggak menutup kemungkinan dengan banyaknya mall, pola hidup dan pola pikir masyarakatnya juga akan berubah. Lebih konsumtif sih yang jelas. Mall itu semakin memperkaya pemilik modal yang sudah kaya dan semakin mempermiskin penduduk lokal yang seharusnya bisa berkembang.
Padahal menurut saya kalau orang memilih wisata ke Jogja, yang dicari bukan mall. Kalau cuma mau nge-mall mah di kota-kota besar lain juga banyak, tapi suasana Jogja cuma bisa dicari di satu tempat, yang mana sekarang mulai menghilang. Maaf ya kalau terdengar terlalu nyinyir. Tapi saya sangat mencintai Jogja dengan kesederhanaan dan keramahan penduduknya.
Terus kalau nggak ke mall, saya ngapain pas tahun baruan? Banyak, jeng :).
Ini Sangiran, Sragen. Saya datangi sama keluarga saya, gara-gara adek saya geger minta-minta kesana. Kalau dari rumah saya di Colomadu, pinggiran Solo, sekitaran 1 jam lebih dikit. Mungkin 2,5 jam aja dari Jogja. Jauh? Ah...kalau di Jakarta suami saya tiap hari perjalanan dari rumah ke kantor juga 45 menitan. Jadi ya...jauh?
Sangiran ini adalah tempat penemuan fosil manusia purba, yang kemudian menjadi situs arkeologi manusia purba terlengkap se-Asia. Eh sebentar, ada yang nggak suka museum? Kalau saya suka, malah bisa terhanyut di dalamnya. Soalnya saya memang suka sama sejarah, legenda, mitos, cerita, dan bahkan fakta-fakta menarik. Asik aja mengikuti alur cerita yang "diutarakan" oleh suatu museum. Saya pernah nulis-nulis tentang museum Merapi dan Ulen Sentalu juga di blog ini.
Di Sangiran ini cukup lengkap lho informasi mengenai kehidupan manusia purba. Habitat, pola hidup, binatang sahabatnya, dan bahkan pola alamnya dipampang di sini.
Mau mirip-miripin muka juga boleh. Make sure kalau itu memang potret wajah nenek moyang kita :)).
Masih di area museum, tapi di bagian luar bangunannya, kita bisa beli souvenir khas Sangiran. Macem-macem deh. Ada kaos sangiran, aksesori yang seolah-olah dari bebatuan purba, bebatuan hiasan yang seolah-olah dari fosil hewan atau serangga. Yuk, dipilih dan dienyang :D.
Yang kebetulan mampir-mampir ke Solo atau Sragen, dan pengen wisata sambil belajar, cus aja kesini.
Layanan Informasi Museum Sangiran
Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sragen:
Telp: 0271-7087446, 8822856
Terus percaya nggak kalau tempat seindah ini bisa dicapai dengan bersepeda santai dari rumah saya di pinggiran Solo?
Waduk Cengklik, Boyolali |
Ada teman-teman pembaca yang orang Solo nggak? Atau jangan-jangan rumahnya deket sini? Wah, salam ya buat Bapak saya. Pokoknya kalau ada om-om udah agak tua tapi gantheng pakai celana ketat dan suka sepedaan sok fit gitu di minggu pagi, itu bapak saya
Pas tanggal 30-nya, baru saya ke Jogja. Rencana sih tahun baruan di Jogja. Eh iya, saya mampir dong ke Mutiara.
Sumpah, saya susah banget cari produk lokal macam beginian sekarang! Ya mungkin ada, cuma saya yang nggak tahu dan pastinya males mau cari-cari soalnya jauh, macet, dan panas --".
Haezel. Macho yah, bengep-bengep gitu ^^ |
Nggak ada ide mau ngajakin jalan sekeluarga kemana pas di Jogja? Mungkin acara saya bisa dicontek. Jalan aja ke alun-alun (saya lupa utara apa selatan ya yang rame?). Makin malem makin asik. Di sana bisa makan ronde, naik becak tingkat, naik sepeda gandeng, dan banyak mainan yang dijual juga, murah-murah. Salah satunya ini nih. Apa ya namanya? Pokoknya diterbangin pake semacam ketapel gitu, ada lampunya, bingung atulah jelasinnya --"
Dan hari pertama di tahun baru, saya ngajakin mbakyu-mbakyu kece ini mantai. Sempet ada yang nggak mau loohhh. Alesannya? Males, capek, ngantuk, banyak kerjaan. Tapi pada akhrirnya WA: "makasih ya udah maksa-maksa ikut ke pantai. Ternyata asik." MWAHAHAHAHHAHAAA....
Meskipun saya udah pernah post soal pantai Slili, ternyata pantai Slili masih belum masuk detikhot, belum terkenal aja :D. Para korban penculikan saya ini baru pertama kali juga ke pantai Slili. Di sana juga nggak segitunya ramai. Udah lebih ramai dari saat saya masih sering kesana, tapi masih tergolong sepi kalau dibandingkan Indrayanti.
Ya cuma begini-ini kalau ke pantai. Tapi yang cuma begini ini sangat bernilai dan tak tergantikan :') |
Yang di Jogja dan sekitarnya, gih ke pantai Slili. Bagusss banget loh, tempatnya. Dan sampaikan salam saya buat ombak dan karang ngangenin di sana :'). Kalau jadi rame, rela? Rela kok. Tapi toloong banget, itu memang bukan pantai saya, tapi saya bener-bener minta tolong, di jaga yah biar bersih dan nggak rusak.
Tahun baru memang bukan sesuatu yang harus dirayakan. Soalnya rasa nasi tahun 2014 nanti masih sama kaya rasa tahun 2013, asalkan merk berasnya sama. Tapi pergantian tahun begini menyimbolkan harapan. Membawa semacam semangat baru kedalam diri kita. Dan kita boleh berharap dan memperjuangkan dengan semangat baru, kalau di tahun 2014 ini kita harus menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sukses, lebih bahagia, dan bisa upgrade merk beras ke yang mahalan dikit kek.
Salam :)
hoho, selamat tahun baru yak mbak :)
ReplyDeleteloh, mbak sudah nikah. kapan?
*kepo kumat
perasaan kemarin baru liar foto prewednya
ketahuan jarang mampir ke sini :D
Selamat tahun baru, mb Vera :3
DeleteUdaahh. Hahahaa... Ceritanya mau update soal nikahan, terus post video di youtube. Eh...sama youtube dibilang plagiat. Ya uwis ngambeg belum post lagi soal nikahan
Wehehe, aku malah gabikin postingan tentang tahun baruan, soale tahun baruanku ndak seru, dirumah tok bakar sate sambil berdoa. Btw kameranya masih misteri ki, makin apik hasile ihik.
ReplyDeleteBtw pasir pantainya bagus banget mba bersih gitu ya, mana haleus pisan
Seru kaliii bakar sate. Tahun baru kapan tauk aku juga bakar2. Seruuuu.
DeleteBahahaa...itu yang pantai pakai poket kok. Takut kelelep kameranya :D
Iya aluusss. Main2 deh ke Slili.
Hahahak iya mba, cie kalo kamera yang baru apaa? DSLR musti hasile apik ngono wkwkwk btw itu yang di lempar ke atasnanti turun kayak baling baling ada lampune banyak banget mba di salatiga, hehehe semarang jg banyak, kayakne di jawa tengah akeh, di Palembang sini rak ono owk wkwkw
DeleteBukan DSLR :D
DeleteBikin, Bal. Terus dijual di alun-alun di Palembang sono ^^
Iya, iya, iya.. << komen yang tidak membantu...
ReplyDeleteTerimakasih Jengg, kau membuatku berasa kayak hartisss... >.<
*njuk posting Lady sedang bengong*
Ini iya, iya dan iya untuk statement apa?? >'<
DeleteJiaaahhh. Kamu nggak boleh merasa ngartis disini, Jeng. Disini arteisnya cuma aku & Raffi Ahmad aja #lempar
pantainya baguuuuss.. =)
ReplyDeletentar deh kalo k sana saya sampein salamnya.. =)
Asiikk. Mau maun ke Jogja yak?
Deletemet tahun baru ya mba :D waaa foto"nya kamerany tmbah bagus y asyik, kosmetikny lsg bkn melek mata *kepo sm make over, wuii pantai siliny ombakny gede bgt, ps mjlg tahun baru cuaca di bali kagak dukung buat jj saben ke pantai airny pasang dingin hujan lg brr ... waahhh ada jenganten uhuy
ReplyDeleteMet tahun baru, Anne. Makasih yak :3
DeleteAhahahaa...iya, ini debutku beli Makeover. Semoga nggak mengecewakan.
Itu juga Slili pas Pasang, An. Mendung2 juga. Ah...tetep aja aku pengen ke Bali :'(
Happy New year dear ^^
ReplyDeletemissdjoen.blogspot.com
Happy New Year :3
Deletembakkk aruummm, waduk cengklik mah tempat paporit saya.
ReplyDeletedenger2 skrg sangiran ada tamannya ya mbak. rapi ya skrg?
Halo, mb Isnar. Awww...kita tetanggaan lhoh!!!! Hahahaa... Orang karanganyar apa boyolali nih?
DeleteIya, sekarang Sangiran udah jadi bagus, Makanya adekku geger pengen liat sekarang kaya apa katanya. Coba aja main2 kesana.
wah, suaminya bff ku org sragen, aq juga jd lmyn sering k daerah2 sana (terutama jaman mrk married sana) baru tau di daerah sono ada museum gt. must visit neh next time k arah sana :)
ReplyDeleteAda, Min. Kalau main ke Sragen, coba deh minta dianterin ke Sangiran. Bagus kok :)
Delete