Produk-produk kosmetik dan skincare keluaran Rohto itu kok cepet banget naik daun, ya? Hmm...keren juga promosinya. Lupakan...

Kali ini saya mau mereview Acnes UV Tint, karena banyak yang suka, tapi saya biasa aja. Selera saya memang tinggi, gitu, susah jatuh cinta. Acnes adalah brand keluaran rohto yang di khususkan untuk merawat kulit yang sensitif terhadap jerawat atau acne prone. Berhubung kulit saya nggak acne prone, jadi saya cenderung abai sama produk-produk Acnes.

Tapi saya tertarik untuk mencoba Acnes UV Tint, atau sunscreen yang mengandung pewarna seperti tinted moisturiser. Kenapa? Karena reviewnya bagus. Banyak yang bilang, selain berfungsi sebagai skincare, yaitu sebagai sunscreen, Acnes juga berfungsi sebagai makeup, yaitu bisa digunakan untuk makeup base yang membuat permukaan kulit licin sehingga enak ketika di templok makeup, dan mambuat makeup lebih awet karena bisa mencegah minyak-minyak muka cepat keluar. Menjanjikan bukan?

Sebagus itukah? Mari kita lihat.



Kandungan


Jujur saya kurang paham mengenai kandungan-kandungan yang terdapat dalam suatu kosmetik. Kebetulan kulit saya nggak rewel, nggak banyak alergi ini itu. Yang rewel itu dompet saya, bukan kulit saya :D. Pokoknya asalkan bisa berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan kulit saya, dan nggak mengandung bahan-bahan yang dilarang oleh standar kesehatan, dan kemudian ternyata cocok dengan kulit dan dompet saya, ya saya teruskan pakai.

Fungsi utama dari Acnes UV Tint tentu saja sesuai namanya, yaitu sebagai pelindung kulit dari sinar Matahari. Produk ini mengandung SPF 30 PA ++ yang menurut saya sudah cukupan untuk melindungi kulit Asia dari serangan kejahatan sinar Matahari. Mengenai SPF dan PA++ sudah pernah saya jabarkan disini.

Sebagai fungsi tambahan, Acnes UV Tint juga mengandung Demethicone, yang membuat produk ini bagus untuk base makeup. Karena membuat kulit kita licin, sehingga foundie lebih mudah diaplikasikan, selain itu juga bisa sedikit menghambat minyak-minyak yang akan muncul di wajah kita. Dan poin plusnya lagi, mengandung bahan-bahan yang diklaim bisa merawat kulit berjerawat.

Hmm...tapi untuk fungsi sebagai perawatan kulit berjerawat, saya cenderung nggak terlalu percaya sih. Karena ini khan sunblock, yang kita pakai sesudah toner, serum, dan pelembab. Jadi saya rasa, akan lebih baik kalau perawatan kulit berjerawat janganlah mengandalkan dan berserah diri kepada sunblok, tapi kepada skincare yang kita pakai sebelum sunblok.



Warna


Produk ini ada warnanya, mungkin dimaksudkan untuk sekalian meratakan warna kulit. Dan karena produk ini merupakan salah satu rangkaian dari perawatan kulit berjerawat, jadi bisa juga digunakan untuk menetralkan warna kulit yang memerah karena berjerawat.

Tapi ketika di gunakan pada kulit saya yang mulus *yakseerrr* dan terang dengan undertone kuning, rasa-rasanya kurang pas. Kulit saya malah sedikit seperti kusam dan berwarna keabu-abuan. Istilah kerennya: Ashy. Berabu.

Awalnya saya beneran nggak suka, karena saat itu saya nggak tau kalau produk ini juga bisa difungsikan sebagai Makeup Base. Tapi setelah tambah pinter, saya tahu, saya memakai ini sebelum memakai foundation atau BB cream. Ya jadi lumayan kepakai lah. Kan warna ashy setelah memakai Acnes tertutupi oleh warna foundie dan BB cream yang saya pakai setelahnya.


Tekstur


Teksturnya cair banget, lebih seperti tekstur tinted moisturiser ketimbang seperti tektur foundation. Tapi kalau dibandingkan dengan tektur Tinted moisturiser pun masih terlalu encer. Bagaimana kalau kita sebut teksturnya seperti tinted moisturiser yang keenceran?

Produk ini banyak yang bilang cepat meresap, tapi menurut saya susah meresap. Dia meninggalkan kesan kulir greasy setelah diaplikasikan. Saya aply pakai jari saja, soalnya tekturnya terlalu encer untuk diaplikasikan dengan spons ataupun kuas. Saya sih kurang begitu suka. Tapi setelah ditunggu agak lama, perasaan greasy itu akan menghilang. Digantikan tampilan kulit yang matte. Hmm...saya tetap kurang suka *riwil*.

Bila diaplikasikan sebelum BB cream atau foundie, BB cream dan Foundie yang saya pakai tekturnya akan agak sedikiittt cakey. Entah kenapa ya. Mungkin karena produk berwarna di tumpuk produk berwana, jadinya seperti ini.

Serba salah juga sebenernya. Kalau mau diaplikasikan tebal, cakey. Tapi kalau diaplikasikan tipis, saya kurang manteb karena ini kan fungsinya sebagai proteksi UV.


Coverage

Walau berwarna, produk ini nggak ada coveragenya sama sekali. Ya iyalah. Encer begini. Mau dilapis sampai 5 kali juga nggak bakal buildable. Saya melapis-lapis cuma agar yakin kalau produk ini rata di muka saya, sehingga muka saya terproteksi dengan benar oleh sunscreen-nya.


Tapi saya memang nggak berharap kok sama coveragenya. Karena menurut saya, ketika ada suatu produk yang klaimnya multifungsi, pasti akan ada satu fungsi yang nggak menonjol. Dan nggak apa-apa, yang penting tetaplah fungsi utamanya sebagai sunscreen.


Kemasan

1. Kemasannya kecil dan ramping, sehingga mudah dibawa-bawa
2. Mulut botolnya kecil sehingga membuat kita mudah mengontrol produk yang akan kita keluarkan, sekaligus meminimalisir kontaminasi produk oleh entah apa yang terkandung didalam udara
3. Tutupnya rapat dan bukan Flip-Top. Membuat produk ini sangat-sangat nyaman untuk disimpan maupun dibawa traveling, karena aman dan nggak gampang tumpah. 

Secara fungsi, kemasannya sudah bagus banget menurut saya. Nggak usah sok-sokan diganti flip-top lago ya, plis..

(Baca Juga: Review Macaria Sunscreen Spray)

Oil Control

Bila mempunyai kulit berminyak, produk ini lumayan bagus untuk base, karena efektif mengontrol minyak. Saat menggunakan produk ini, muka saya akan cenderung lebih awet matte-nya.

Seperti pada gambar dibawah ini:
 
Kesimpulan
- Kulit terasa greasy saat produk diaplikasikan
- Bila dipakai sendiri, warnanya membuat kulit saya tampak ashy
- Terkadang membuat foundie yang dipakai setelahnya cakey


Harga: Rp 35 000 - Rp 40 000 per 30 ml