Maaf lama nggak update blog. Dikarenakan terlalu sibuk pacaran :D. Bukan ding. Sibuk pacaran itu cuma salah satu sebab, tapi banyak sebab-sebab yang lain, yaitu:
- Laptop saya rusak dan sekarang sedang berada di tukang reparasi
- Saya sedang banyak kerjaan yang berhubungan dengan akuntansi dan tutorial-bukan-make-up
- Saya sedang emosi jiwa karena...ah sudahlah. Yang ini saya curhat di blog sebelah saja.
- Modem saya nggak ada pulsanya T.T
- Rumah saya sedang di renovasi sehingga nggak asik ya cwin, kalau saya FOTD atau foto-foto produk sambil dilihatin bapak-bapak tukang yang sedang
memporakporandakanmemperbaiki rumah saya. Apalagi saya suka lupa diri dan nungging-nungging centil kalau lagi mengambil foto produk.
~ saya membayangkan foto-foto narsis di tengah-tengah rumah yang sedang dibangun, lalu diteriakin bapak-bapak tukang bangunan rumah saya : "MBAKE, MBAKE, SITU OKEEEE?!!!" X.x~
Saya banyak hutang review produk nih, tapi saat ini saya sedang dalam kondisi nggak mood terhadap kosmetik *buang semua alat makeup ke segitiga bermuda*. Jadi saya cerita tentang kehidupan cinta saya seminggu terakhir saja ya? Yang jomblo mana? Aduhh...maaf ya. Di lewatin saja pos kali ini daripada nggrantes :D
Mas Pacar lebih cantik dari saya -___- |
Yah, seperti yang sudah diketahui oleh masyarakat gosip kebanyakan, pacar saya berdomisili di Jakarta. Dan selama sekitaran seminggu kemarin, karena saya sedang #selo, jadi saya menyempatkan sidak ke kos pacar saya. Dan saya memutuskan berada di Jakarta selama seminggu.
Selama disana saya nggak banyak foto-foto sih. Tapi ada lah selembar dua lembar lima lembar foto yang bisa saya pamerkan. Tapi cuma foto jalan-jalan ke Dufan.
~ Sejujurnya, saya ini bukan banci foto. Kalau saya datang ke suatu tempat atau acara dan menikmati acara tersebut, saya malah nggak nyaman kalau ada orang yang sedikit-sedikit "foto yuk foto...". Ya elah, saya kesini mau nongkrong/makan/ngobrol, mbak/mas/oom/budhe.. Ya fotolah sewajarnya. Kalau tujuannya memang berfoto, saya mendingan dateng ke studio foto deh.. :I ~
Jadi ceritanya pacar saya kebetulan mendapatkan libur di hari selasa (pas awal-awal bulan puasa). Dan pikir saya, kenapa nggak ke Dufan aja? Kalau weekend atau hari libur kan malah ramai ramai dan nggak nyaman. Maka mulailah kami mengajak beberapa orang kawan untuk bergabung dan menjadi obat nyamuk. Tetapi nggak ada yang mau. Bukan karena mereka tidak mau menjadi obat nyamuk (tahukah kamu, beberapa orang ditakdirkan untuk selalu menjadi obat nyamuk di berbagai situasi? #absurd), tapi karena kami mengajak berwisata pada hari yang nggak wajar: hari kerja, bulan puasa pula >'<. Jadilah kami kesana berduaan.
Sumpah deh kaya anak ilang.
~ Bayangkan naik ke wahana yang serem semacam Hysteria, cuma berdua, lalu teriak-teriak histeris, "AAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKK!!!!" cuma berdua. Wagu banget, ya? -___- ~
Ada yang belum pernah ke Dufan saat hari kerja dan bulan puasa?
Di hari yang nggak wajar untuk ke Dufan tersebut, tentu saja tidak ada orang normal yang memutuskan untuk pergi ke Dufan. Jadi Dufan sepi dan bersa milik berdua. Sayang kami nggak bawa kasur, bantal, guling, dan selimut. Kalau bawa, kami bisa bobok siang di tengah-tengah Dufan *Kami di sana dari Dufan buka sampai tutup jam operasional*. Dan pada saat sepi begitu, wahana nggak perlu antri, jadi rasanya cepeeettt banget. Mau naik ini tinggal naik, naik itu tinggal jalan. Sampai beberapa wahana ada yang kami naiki 3 kali. Dan sampai-sampai wahana nggak penting dan nggak ada serem-seremnya semacam gambar di bawah ini pun kami naikin:
Kami juga masuk ke rumah kaca. Dan saya sempat takjub melihat bayangan saya yang terlihat kurus di salah satu cermin. Sampai rasanya saya nggak mau keluar, pengen disitu selamanya dan pergi jauh dari timbangan berat badan dan segala kenyataan hidup yang begitu berat T.T
Ini badan saya yang sesungguhnya. Yang sekarang hanyalah tipu-tipu belaka T.T |
Saking #selo-nya Dufan dan hidup kami, mas Pacar sempet dong foto-foto unyu. Bisa nih jadi inspirasi foto pre-wedding. Saya memenggal kepala mas Pacar begitu X)))
mas Pacar mukanya aneh banget disini :I |
Mulai sore, setelah hanya tersisa satu wahana yang belum kami naiki, orang-orang barulah mulai berdatangan. Apesnya, pada saat itulah saya memutuskan untuk mencuci muka dan menghapus semua makeup saya, serta mengganti celana panjang saya dengan celana pendek. Biar deh. Biarkan seluruh Dunia *Fantasi* tahu muka saya tanpa makeup dan dengkul saya yang item -___-
Tanpa Makeup. Bleh!!! |
Dan mengenai wahana terakhir yang belum kami naiki, yaitu Tornado...
Pada detik-detik penghabisan, saya agak-agak mual dan pusing sehingga memutuskan untuk nggak ikut naik. Apalagi sebelumnya saya naik beberapa wahana yang nggak kalah heboh dengan tornado. Sumpah nyesel banget rasanya. Ke Dufan tanpa naik Tornado rasanya bagaikan kondangan tanpa eyeliner :'(. Lain kali deh saya kesono lagi dan harus naik itu.
Jadilah saya sebagai juru foto, dan mas pacar yang jadi modelnya.
Mas Pacar bersiap-siap. Mengeluarkan segala barang berharga dan harga diri:
Melihat ke kanan dan kekiri, semuanya om-om. Mas Pacar sangat kecewa. Karena sebelumnya dia sudah membayangkan akan menghibur dan memegang tangan mbak-mbak unyu tak dikenal yang ketakutan diatas sana dan kemudian kenalan:
Tornado mulai di gulung. Sekarang tahu kan kenapa saya memutuskan untuk nggak menaiki karena saya dalam kondisi mual dan pusing?
Itu hanya satu hari saat saya berada di Jakarta. Dan kalau boleh jujur, saya nggak begitu bersemangat dengan Jakarta sebagai kota tinggal saya tahun depan. Saya nggak begitu cocok dengan kotanya. Entah ya.. Rasanya segalanya panas, sumpek, macet, dan lain-lain. Dan lain-lain. Banyak teman sih di sana, tapi kok masih berpikiran kalau Jogja lebih adem.
Belum lagi tentang kondisi di Jakarta yang serba ada dan serba mewah di suatu tempat, dan kumuh di sisi lain. Menginjak satu kota, tetapi bagai melihat dua belahan dunia. Rasanya sangat njomplang dan nggak adil. Banyak yang bilang sih, saya terlalu peka dan perasa terhadap hal-hal seperti itu. Dan terkadang kepekaan itu nggak terlalu baik *kata beberapa orang, yang mungkin berbeda pendapat dengan orang yang lain*.
Yah...beginilah kalau wong ndeso harus tinggal di Ibu Kotah :D
Asyyiikkknya yang berduaan.. Hheh hhhe.. Iri,, aq juga pengen ke dufan.. Tapi jakarta sangat jauh dari kalimantan..
ReplyDeleteMaisun el dabo..
Jakarta juga jauuhh dari Jogja. Hihihi...sesekali lah, pas liburan ;)
Deletewaaaa, sama mbak arum gak terlalu suka Jakarta sampe kemarin diterima kerja di Jakarta aku tolak belum siap menghabiskan hidup disana >.<
ReplyDeleteAku juga dulu diterima kerja di jakarta beberapa kali, tapi kutolak. Eh...sekarang malah harus kesono T.T
Deletemending bogor aja mbak, macetnya amat sangat jarang :D kalo mau ke jakarta tinggal naik bis/ taxi/ kereta
ReplyDeleteKalau boleh milih sih Bali, nis >'<
Deletedear.. kamu kok kyk pacaran ma brondong e dear? buakakakak
ReplyDeleteDear, tak jorokne selokan mataram lho, dear...
Deletewah, jakarta, kota yang akan aku tempati setelah menikah nanti. aku juga kurang suka jakarta, macet, panas...walaupun istilahnya semua serba ada, tapi saya lebih nyaman di kota kecil seperti sekarang.
ReplyDeleteaihh...kita sekota donk besok :*
Deletehaha, iya. masmu jakartanya mana? masku cililitan. kalau dah pindah kabar-kabari ya, siapa tau bisa sempetin ketemuan
Delete:D
Aku masih tahun depan pindahnya, Jeng. Tapi lumayan bolak-balik sono juga sih. Jadi kalau kapan2 kesana kamu udah disana kita kabar2 yak :*
Deleteaku juga blm pindah sih, nanti pertengahan september.
Deleteok, ditunggu kunjungannya ke jkt lg *sok jadi tuan rumah aje* :D
waah mba arum ke jakarta kok ga bilang2... kan bisa bikin temu kangen sama reader nya disni.. skalian ntar tak ajak ke pasar baru. Pusat nya lenongan indonesia... hehe.. aku jg pernah ke dufan hr kerja, and enak ga bgitu ramee.. udah balik ke jogja ya?
ReplyDeleteWoh...iya ya. Nggak kepikiraaann. Padahal aku kalau siang nganggur sendirian bingung gag ngapa2in. Hahaha.. Iya nih udah di Jogja. Lain kali deh ya..
Deletewahaa mbak ayo mampir dufan tinggal engklek ke kostku hohoho
ReplyDeleteJiahhh...tau gitu ketemuan kita X.x
Delete