Resolusi 2025 Untuk Manusia Tipe Tanggal 31

3 comments

Menjelang tahun baru, saya ngobrol via telfon dengan bestie saya zaman saya kuliah, yang sekarang udah terpisah jarak. Saya tanya rencana acara pergantian tahunnya, dan ada satu obrolan kami yang menarik.

Dia bilang, dia nggak ada rencana di pergantian tahun. Alasannya adalah karena dalam menghadapi tahun baru, dia adalah manusia tipe "tanggal 1". Biasanya manusia tanggal 1 adalah tipe orang yang suka kedamaian. Dia akan melewatkan pesta pora di malam pergantian tahun dan pilih turu. Tipe tanggal 1 akan merasa bahagia bisa bangun paling pagi dan paling sehat di tanggal 1, merasa jumawa karena bisa menikmati sinar matahari pagi pertama di tahun baru, memandang hina kepada kalangan-kalangan yang masih turu dan teler dan jelas kurang sehat dan kemungkinan besar baru melek di tanggal 2 sambil sambat mumet. 

Tapi kalau bestie saya itu sepertinya bukan cinta damai sih. Cuma ngeboti turu wae.

Sebagai orang yang introvert mentok, saya jelas nggak suka keramaian. Tapi rupa-rupanya kalau soal tahun baru, saya adalah manusia tipe "tanggal 31" dengan segala hingar-bingarnya. Saya tuh sedih rasanya kalau malam pergantian tahun ngenthung seperti biasa. Kek...setahun lho saya sudah berhasil tetap hidup meski tidak berguna. Masa pergantian tahun malah cuma turu? Rasanya kok salah. Semacam FOMO nggak keturutan.

Tapi saya tetaplah saya yang stres kalau terlalu banyak manusia, apalagi kalau saya nggak deket-deket banget sama manusia-manusianya. Kalau disuruh menghabiskan waktu sama manusia yang nggak deket-deket amat, ya wis saya milih turu. Tapi selama masih ada pilihan bisa kumpul-kumpul ketjil bersama manusia-manusia terdekat yang nggak bikin energi saya tersedot, saya akan nyang'i.

Jadi khusus tanggal 31 saja kayaknya saya agak sedikit keluar dari cangkang. Rame-rame dikit. Barbeque sate klatak dikit. Misuh-misuh main Ludo dikit. Party dikit. Joged dikit. Habis itu saya kembali ke goa dan turu setahun.

***

Di sosmed sedang ada tren "no buy challenge". Tantangan untuk nggak berbelanja varian produk tertentu selama setahun penuh. 

Contoh: "Tahun 2025 aku nggak akan beli tas!"

Saya suka banget sama ide no buy challenge ini. Karena saya tipikal orang yang muak dengan segala tren yang cepet-cepet dan masif. Fast beauty lah, fast fashion lah, opo lah! Gek cepet-cepet ki yo selak opo? Bikin stres dan nyampah banget. 

Tapi susah kali mau ngikut challenge-nya.

Saya pada dasarnya bukan pembelanja kalap kok. Saya nggak boros kalau soal belanja tas, sepatu, makeup, traveling, tiket konser dll yang serba duniawi gitu. Saya kayaknya juga hampir nggak pernah tertarik sama sesuatu yang untuk dapetinnya sampai harus war/ rebutan. Tapi saya juga bukan yang nggak belanja sama sekali. Apalagi saya kan selebgram, iyyah? Kadang belanja-belanja gitu bukan boros tapi untuk menjaga image dan memelihara popularitas. Pokoknya gitu lah. Susah jelasin ke rakyat biasa. Intinya saya pembelanja yang cukup bijak untuk ukuran selebgram papan atas.

Di awal tahun gini, saya biasanya punya wishlist beberapa barang yang mau saya beli selama tahun berjalan. List ini dari tahun ke tahun selalu jadi penyelamat saya. Bikin saya punya pegangan dan nggak boros.

Kok bisa wishlist malah bikin nggak boros? Jadi begini cara kerjanya: Seandainya di pertengahan tahun tetiba saya pengen beli drem molen misalnya. Biasanya saya lihat wishlist saya lagi, dan melihat masih ada tas kempit dan sepatu jenggel yang belum kesampaian, kok bisa-bisanya malah mau beli drem molen? Kan tidak masuk akal?

Jadi bisa dibilang, saya ikut "no buy challenge" dengan cara saya sendiri: Saya berusaha tidak beli barang-barang yang tidak ada di wishlist awal tahun saya. Atau kecuali yang saya beli memang jadi duit lagi.

***

Dan tahun ini saya juga bingung menentukan target. Beberapa tahun lalu saya ngasih target pengen ngelunasin KPR. Tercapai. Tapi saya jadi mental breakdance. Dan tahun 2024 itu kayaknya ngasih pukulan yang sangat besar buat saya. Saya bener-bener berada di titik terendah yang sampai bingung sampai betapaku berharap setiap malam jadi yang terakhir semoga ku hilang dalam tidurku.

Baca:  I Love You, Bernadya! Walau Kamu Membuatku Pick Me.

Dan saya agak ngawang pas ditanya resolusi 2025. Saya lagi nggak ambis ngonten. Wishlist saya juga nggak banyak dan nggak mahal amat. Mungkin yang bisa saya lalukan adalah melanjutkan kebiasaan-kebiaan baik di 2024 seperti olahraga, jaga makan, berkomunikasi dengan teman-teman lama, dan berusaha tidak multitasking.

Selebihnya saya cuma pengen bahagia. Jauhkan semua yang bikin saya sedih dan susah, baik yang sudah terpikirkan maupun belum.

***

Coba cerita dong bes, kamu tipe manusia tanggal 31 atau tanggal 1? Ikutan no buy challenge atau enggak? Kalau enggak, punya wishlist belanja apa di tahun 2025? Dan apa resolusi 2015-mu?

3 comments

  1. Tipe tanggal 1 mbak. Karna aku stress kalo di keramaian. Akhir taun udah kunjungan ke luar kota tempat saudara jauh. Stress banget seharian sama keluarga jauh. Jadi pas tahun baru pulang rasanya cuma pengen tidur

    ReplyDelete
  2. Mencerahkan sekali ini mbak. Terutama bagian kata2, ngurangin jadi multitasking. Aku ingin belajar lebih single minded dan fokus. Aku entah tanggal 31 atau 1, tapi aku anak rumahan banget mbak. Semoga kita selalu berbahagia ya mbak.

    ReplyDelete
  3. Tipe tanggal 1 mba Arum. Lha wong nyampe rumah dari jjs langsung tepar ngantuk. Kebangun pukul 00.05 karena sound horeg tetangga💆‍♀️
    Betul mba semoga kita semua bahagia dan dijauhkan dari kesedihan dan kesusahan.
    Resolusi tahun 2025 apa ya, semoga nggak gila dan masih bisa survive aja✊

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah mampir di sini dan berkomentar dengan sopan ;).
Komentar yang menyertakan link hidup dan kometar yang sifatnya mempromosikan website komersil/ barang jualan akan dihapus.