Banyak banget yang minta Review produk ini. Padahal saya sudah nggak begitu minat ngereview produk ini. Tapi emang susah banget ya jadi orang baik? Susah deh saya nolak permintaan temen-temen. Ya sudah, lagi pula saya perlu mereview sesuatu yang menarik, agar perhatian pembaca teralihkan dari huru-hara pada Makeupnista Chellenge September.

LT Pro Shade & Tint Kit ini adalah wishlist saya taun jebot, dan akhirnya saya beli dengan bujuk rayu gencar, kerja sama antara Puput dan BA LT Pro Mutiara. Kenapa saya dulu kepingin? Soalnya kan saya sering banget traveling. Jadi saya harus cari produk yang praktis-praktis untuk dibawa. Nah, saya pikir waktu itu, saya bisa dapetin shader & highlighter dalam satu tempat. Kan praktis, tuh. Nggak usah bawa pritil-pritil.

Tapi ternyata saya salah. Sepertinya saya memang nggak jodoh dengan yang simpel-simpel. Bahkan muka saya saja nggak simpel.

 ~ Tembok mana, tembok? Saya mau bersandar ~



Teksture dan Pigmentasi


Untuk bagian shader, atau yang berwarna coklat, saya sih nggak masalah. Teksturnya creamy dan empuk, pigmented, tapi enak di blend. Cocok buat contouring macam-macam. mulai dari rahang, pipi, pinggir-pinggir dahi, dan hidung. Pakai jari maupun pakai kuas sama enaknya.

Tapi untuk bagian hilite-nya, saya nggak demen yak. Dia powdery, nggak se-creamy si coklat. Warnanya kalau diaplikasikan kesannya nggak nyatu sama kulit. Dan dia matte. Selera saya untuk hilite, mendingan yang agak-agak bershimmer. Menurut saya kalau memakai shimmer, bagian yang harus di tonjolkan akan bener-bener menonjol. Dan juga ngasih efek glowy dan sehat, asalkan shimmernya nggak kebanyakan.



Warna


LT Pro Shade and Tint ini tersedia dalam 3 pilihan warna coklatnya. Nomor 1 paling terang coklatnya, dan nomor 3 paling gelap. Semuanya matte. Saya memilih yang tengah-tengah, atau yang nomor 2. Saya nggak tau pakem yang bener warna shader yang pas itu seperti apa. Tapi saya cukup puas dengan  warna coklatnya.


Beberapa orang berpendapat kalau shade nomer 2 ini, masih ada hint merahnya, sehingga nggak cocok untuk contouring. Tapi bagi saya nggak masalah. Asalkan cara pakainya bener dan ngeblendnya niat, hasilnya akan alami kok.

Sayangnya saya nggak suka dengan warna putihnya. Matte, powdery, nggak terlalu nempel di kulit. Dan warnanya menurut saya sih nggak masuk untuk kulit saya. Saya lebih suka hilite yang warnanya putih gading,lebih alami soalnya. Contoh hilite warna putih gading adalah hilite pada quad eyeshadow Inez seri Venice.


Packaging

Untuk ukuran produk lokal, saya bilang sih LT Pro, PAC, Makeover, dan Moor's itu packagingnya oke banget. Keempatnya merupakan line profesional, dan keempatnya design packagingnya selalu simpel tapi elegan. Cuma kadang membosankan ya. Kenapa setiap suatu perusahaan ngeluarin line profesional, packagingnya item lagi item lagi. :D


Dan untuk LT Pro Shade & tint ini, saya suka design-nya. Simpel, elegant, dan terkesan kuat. Ada kaca yang cukup besar didalamnya, yang memudahkan kita untuk touch up. Nggak perlu rempong cari toilet untuk benerin shading. Tapi saya nggak pernah sih ya, touch up shading --"


Secara konsep sih dia bagus banget, shader & higlighter dalam satu kemasan. Praktis dan nggak bikin rempong kalau mau traveling. Udah gitu packagingnya yang sleek bikin dia enak diselipin di pouch.

Tapiii...ya jadinya malah nggak praktis karena saya nggak suka sama hilite-nya. Yang kepake di saya cuma bagian shade-nya yang warna coklat. Jadi kalau mau dibawa traveling, saya malah harus bawa hiliter double. Yang satu saya bawa karena kebawa, karena menempel di shading-nya, sedangkan satu lagi saya harus bawa yang memang saya suka untuk hilite. Nggak praktis kan, bagi saya?

Tapi kalau ada yang suka dengan hilite-nya, saya rasa produk ini bakalan jadi HG untuk dibawa kemana-mana.


Staying Power

Jujur saya nggak terlalu memperhatikan. Tapi kayaknya kalau pagi dipakai, shadingnya masih samar-samar kelihatan, lah :D. Kalau hilitenya nggak tau, saya nggak demen makenya soalnya.



Ingredients

klik untuk memperbesar

Kesimpulan:
Saya suka dengan warna coklatnya, tapi saya nggak suka dengan warna putihnya. Jadi saya nggak akan repurchase lagi. Kalau yang kepake cuma coklatnya, kan mendingan saya beli shader aja, yang kemasan single.

Harga: Rp 85 000

Baca Juga: LT Pro Skin Serum Review


Untuk pembaca yang di Jogja nih, tau Sego Segawe, kan? Itu gerakan yang dibuat oleh mantan walikota Jogja, Pak Herry Zudianto, jaman beliau masih menjabat. Sego Segawe merupakan singkatan dari Sepedo kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe, bahasa Indonesianya Sepeda untuk Sekolah dan Berkerja. Gerakan ini biasa dikenal dengan nama Car Free Day kalau di kota-kota lain.

Jadi setiap hari Jumat, beberapa spot di Jogja memang nggak boleh dimasuki kendaraan bermotor. Itu akan menjadi spot khusus untuk para pesepeda dan pejalan kaki. Termasuk di Balaikota, nggak boleh ada kendaraan bermotor yang masuk.

Semalam saya ngobrol-ngobrol dengan seorang teman yang kebetulan aktif dalam salah satu komunitas sepeda di Jogja. Saya mendengar bahwa walikota yang sekarang *saya lupa namanya dan males googling :D* mengeluarkan surat edaran yang intinya meniadakan program tersebut. Sekarang semua kendaraan bermotor bebas memasuki Balaikota Jogja pada hari Jumat.

Saya sedikit kecewa, nih. Menurut saya gerakan Sego Segawe itu bagus banget untuk mengembalikan "nuansa" Jogja yang dulu. Jaman Jogja masih Romantis seperti lagunya Kla Project ^^. Jogja yang sekarang menurut saya terlalu dipadati kendaraan bermotor dan berkurang kenyamanannya. Apalagi untuk kawasan-kawasan iconic seperti Malioboro, menurut saya akan sangat bagus kalau dibuat sebagai kawasan bebas kendaraan bermotor. Lebih nyaman, dan tentunya akan lebih menarik wisatawan.

Saya juga suka sepedaan, lho. Mbak-mbak cantik yang di Jogja, sepedaan rame-rame, yuk? ^^